Kamis 04 Jun 2015 20:24 WIB

Bogor Miliki Peta Angkot Digital

Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto menunggu kedatangan angkutan kota rute Bubulak-Sukasari untuk menumpang menuju agenda kerja di Jalan Djuanda, Kota Bogor, Jabar, Senin (24/11).
Foto: Antara
Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto menunggu kedatangan angkutan kota rute Bubulak-Sukasari untuk menumpang menuju agenda kerja di Jalan Djuanda, Kota Bogor, Jabar, Senin (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Informasi Geospasial berencana mengembangkan peta rute angkutan kota digital di sejumlah daerah di Indonesia dengan menjadikan Kota Bogor sebagai model percontohan.

"Peta rute angkot digital pertama kali diluncurkan di Kota Bogor, peta ini akan terus kita kembangkan dan tidak menutup kemungkinan untuk disebarluaskan seluruh Indonesia. Bogor bisa jadi modelnya," kata Kepala BIG Priyadi Kardono, dalam peluncuran peta rute angkot di Balai Kota Bogor, Kamis (4/6).

Priyadi mengatakan beberapa daerah di Indonesia seperti Yogyakarta dan Bandung sudah memiliki peta digital cetak (saku), begitu juga dengan Kota Bogor. Tetapi, peta rute angkot digital baru pertama kali dimiliki Kota Bogor. "Peta rute angkot digital ini baru, karena teknologinya sudah ada, ini baru awalnya saja," katanya.

Menurut Priyadi, peta rute angkot digital akan terus dikembangkan, terutama bisa mengakomodasi wisatawan mancanegara dan akan dibuatkan versi bahasa Inggris dilengkapi berbagai aplikasi termasuk video tentang Kota Bogor. "Peta ini dibuat dalam rangka masa orientasi CPNS BIG sehingga masih tahap awal. Ke depan akan kita kembangkan menjadi data base, bisa lebih terperinci hingga melacak lokasi rumah sampai mengetahui orang-orang yang ada di dalam rumah," katanya.

Ia mengatakan peta rute angkot digital dibuat dalam waktu singkat yakni tiga bulan. Sedangkan untuk peta yang lebih detil dan terperinci tersebut membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan, Kota Bogor memiliki tantangan untuk menata angkot, kemacetan yang terjadi di beberapa titik. Langkah yang dilakukan dengan mengubah angkot menjadi Trans Pakuan, yang kini sedang dalam proses. "Perlu banyak persiapan, untuk memerger angkot menjadi Trans Pakuan perlu waktu, menunggu badan hukum angkot terbentuk," kata Bima.

Koordinator Peta Rute Angkot BIG, Aldila Franda menambahkan, hadirnya peta tersebut dapat mendorong minat warga Kota Bogor untuk beralih menggunakan angkutan umum. Ia mengatakan dari survei yang dilakukan saat proses pembuatan peta, persentase pengguna kendaraan pribadi mencapai 70 persen, sedangkan angkutan umum hanya 30 persen. Sementara itu, dari 23 trayek angkot di Kota Bogor, hanya melayani 50 persen saja.

"Selain transportasi, peta ini diharapkan dapat menunjang layanan kesehatan, keamanan dan pendidikan. Dan peluncuran peta ini menjadi langkah kerja sama yang baik antara BIG dan pemerintah daerah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement