Selasa 31 Mar 2015 15:46 WIB

Wali Kota Mataram: Naik Turun Harga BBM Berpengaruh terhadap Anggaran

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Massa dari Aliansi Mahasiswa Unpad menduduki kendaraan pengangkut BBM Pertamina yang melintas ketika melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sumedang, Jabar, Senin (30/3). (Antara/Fahrul Jayadiputra)
Massa dari Aliansi Mahasiswa Unpad menduduki kendaraan pengangkut BBM Pertamina yang melintas ketika melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sumedang, Jabar, Senin (30/3). (Antara/Fahrul Jayadiputra)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wali Kota Mataram, Ahyar Abduh mengatakan fluktuasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM)  berpengaruh terhadap pembiayaan (anggaran) di pemerintah kota Mataram. Hingga, kini, pihaknya terus melakukan penyesuaian.

"Pengaruh langsung terhadap pembiayaan kita di pemerintah misalnya masalah bbm-nya itu berpengaruh," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (31/3).

Menurutnya, hingga saat ini pihaknya hanya melakukan penyesuaian anggaran sementara. Serta, belum melakukan revisi atau perubahan terhadap APBD. Oleh karena itu, setiap dinas tidak mengubah satuan harga namun melakukan penyesuaian.

Ia menuturkan, pemkot berencana melakukan perubahan APBD dan akan melakukan evaluasi serta revisi. Dengan tujuan menyesuaikan dengan perubahan anggaran di APBN.

Ahyar mengatakan dalam perubahan APBDP, terdapat tambahan anggaran infrastruktur sebesar Rp 50 Miliar untuk jalan lingkungan dan Rp 4,7 Miliar untuk drainase.

Ia menambahkan, naik turunnya harga BBM memiliki dampak yang tidak sederhana dan berpengaruh secara luas di masyarakat. Termasuk akan menyentuh, berbagai kebutuhan masyarakat seperti kenaikan tarif angkutan dan pembiayaan keperluan bahan pokok.

"Ini artinya juga akan menambah beban pembiayaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya," katanya.

Ahyar mengaku antisipasi dari pemkot akibat kenaikan harga BBM pun cukup berat. Oleh karena itu, dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk menghemat pengeluaran. "Fluktuasi ini membingungkan masyarakat. Namun, bingung gak bingung harus dihadapi," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement