Kamis 26 Mar 2015 19:06 WIB

Silaturahim Tokoh Bangsa di Muhammadiyah, Grace Natalie Perkenalkan PSI

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (tengah), Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri), Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki (kanan) berbicara dalam silaturahmi Tokoh Bangsa Ke-7 di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (26/3).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (tengah), Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri), Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki (kanan) berbicara dalam silaturahmi Tokoh Bangsa Ke-7 di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mantan presenter, Grace Natalie, hadir dalam acara Silaturahim Tokoh Bangsa ke-7 yang diselenggarakan di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (26/3). Dalam silaturahim bertema "Problematika Bangsa dan Solusinya" itu, Grace memperkenalkan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Perkenalkan saya Grace, Ketua Umum PSI. Saya perempuan, muda, non-Muslim dan Tionghoa. Kalau bukan di Muhammadiyah dan juga NU, tentu saya tidak bisa duduk bareng tokoh senior yang saya hormati ini. Mungkin saya akan ditempatkan di barisan paling belakang," kata Grace.

Dalam acara tersebut, hadir sejumlah tokoh seperti Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Komisi Yudisial Suparman, Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, Franz Magnis Suseno, Fuad Bawazier, Bambang Sudibyo, Akbar Tandjung, dan Fadel Muhammad. "Jika bukan karena ajaran Muhammadiyah, tentu Sekjen PSI Raja Juli Antoni, kader Muhammadiyah tulen, tidak akan merelakan kursi ketua umum PSI kepada seorang perempuan seperti saya," sambung Grace.

Di hadapan para tokoh tersebut, Grace berbicara mewakili dua identitas. Yaitu, sebagai minoritas dan sebagai mayoritas. "Saya minoritas marjinal karena saya perempuan dan non muslim. Saya mayoritas karena saya anak muda," jelasnya.

Sebagai minoritas, Grace mengaku harus berterimakasih kepada organisasi seperti Muhammadiyah. "Karena Muhammadiyahlah, saya dan kaum saya sampai pada titik hari ini. Karena kemanapun saya pergi, Muhammadiyah selalu memberikan rasa aman untuk saya di rumah Indonesia yang kita cintai bersama ini," ungkapnya.

Sementara sebagai mayoritas, Grace menyampaikan bahwa dirinya bersama sejumlah tokoh-tokoh muda lainnya sedang mendirikan sebuah partai politik baru. "Bukan untuk memberontak atau menegasikan peran para tokoh senior bangsa. Tapi lebih karena kesadaran bahwa anak muda harus belajar mandiri dan menempa nasib mereka sendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement