Kamis 22 Jan 2015 22:16 WIB

Direktorat Keayahbundaan Jangan Sekadar Jadi Program

Rep: C64/ Red: Indira Rezkisari
.
Foto: Republika/Wihdan
.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang pembentukan Direktorat Keayahbundaan meraih perhatian publik. Salah satunya, penulis buku tentang sekolah orang tua, Munif Chatib. "Pembentukkan direktorat itu cukup bagus dan penting juga, tetapi jangan berujung hanya sekedar program saja, ketika badan itu sudah resmi dalam jajaran pemerintahan."

Ia berkata, Kamis (22/1), Kemendikbud harus memperhatikan persiapan mereka dahulu, sebelum menjadi sebuah direktorat baru. Dari program-program yang akan dijalankan hingga siapa saja yang memegang tanggung jawab itu.

Dengan hadirnya direktorat itu berarti Kemendikbud harus mampu menjawab dan menanggapi tantangan orang tua. Mengacu, pada permasalahan orang tua saat ini yang sangat kompleks.

"Kemendikbud sudah harus mempersiapkan program yang jelas untuk direktorat ini. Jangan sampai terjadi tumpang tindih dengan fungsi dan kinerja direktorat lainnya," lanjutnya.

Salah satu contohnya adalah peran dan fungsi Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, apakah fungsi, peran dan kinerja kedua direktorat itu akan tumpang tindih ke depannya. Mengingat, keduanya memiliki fungsi yang hampir sama. Meskipun, ia mengakui Direktorat Keayahbundaan ini merupakan suatu terobosan yang sangat luar biasa.

"Mengingat, hingga saat ini, belum ada badan besar pemerintah yang memperhatikan pendidikan khusus orang tua dalam mendidik anak yang benar dan seharusnya."

Menurutnya, pembentukan direktorat ini bukanlah suatau hal yang berlebihan tapi kemajuan yang sangat baik. Tapi, akan menjadi berlebihan apabila Kemendikbud membuka sekolah-sekolah orang tua dan memproklamirkan wajibnya sekolah orang tua itu. Padahal, banyak sekolah-sekolah yang masih mengalami permasalahan yang kompleks dan belum tuntas.

Sehingga, tambah ia, lebih tepatnya direktorat ini menjadi sebuah fasilitator yang membantu orang tua untuk memperoleh banyak ilmu pengetahuan, khususnya dalam mendidik anak pada setiap tingkatan. Selain itu, memberikan pula peluang kepada sekolah untuk membuat double education, tak hanya siswa tapi orang tua pun penting.

"Di sana, orang tua harus dipersiapkan dalam mengahadapi perkembangan abad 21, sehingga mereka mampu untuk mendidik anak dengan benar, sesuai dengan tempat, waktu dan ruang. Selain, menjadi pendidik orang tua pun harus menjadi pengawas bagi anak-anaknya. Dikarenakan, saat ini sudah banyak sekali problem anak yang nyata," tuturnya.

Selain itu, tambah ia, pemahaman orang tua pun harus diperbaiki dan dibangun kembali. Pasalnya, banyak orang yang masih memaksakan kehendak mereka khusus dalam menuntut anak menjadi seperti apa. Padahal, antara orang dan masing-masing anak memiliki bakat dan minat masing-masing yang seharusnya dikembangkan, bukan dipaksakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement