Sabtu 11 Oct 2014 19:57 WIB

Filsafat Belum Berperan Pecahkan Masalah Bangsa

Rep: c67/ Red: Ratna Puspita
Filsafat Islam (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Filsafat Islam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Zuhri mengatakan saat ini filsafat hanya berperan dalam konteks akademik.

Karena itu, kata Zuhri, peran filsafat di luar akademik harus dilakukan. "Khususnya mampu memberikan solusi terhadap problem kebangsaan,” ujar Zuhri, kepada Republika, seusai mengisi acara simposium Filsafat Nasional di Hotel Wisma Aji, Depok, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (11/10).

Menurut Zuhri, kedepan filsafat harus selalu memberikan jawaban melalui sumbangsih pemikiran. Karena itu, dia menyatakan, Simposium Filsafat Nasional untuk merumuskan peran filsafat terhadap masalah kebangsaa. “Forum ini sangat tepat karena peserta Simposium adalah Dekan dan ketua Jurusan se-Indonesia,” kata dia.

Mantan Rektor Univiersitas Islam Negeri Sunan  Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta Amin Abdullah mengatakan, filsafat seharusnya tidak buta terhadap masalah kebangsaan yang terjadi saat ini. Filsafat seharusnya berperan untuk melihat bagaimana masyarakat memahami tentang keindonesiaan dan keislaman.

Filsafat juga dapat membantu melihat persoalan bangsa dengan multiperspektif alias tidak tersegmentasi. Jika filsafat tidak mampu mengantarkan kepada multidisiplin dan multiperspektif, menurut Amin, maka hal tersebut tidak disebut filsafat. “Sumbangan filsafat harus melihat persoalan secara utuh,” kata dia.

Amin melanjutkan, peran filsafat yaitu bagaimana masyarakat memahami tentang keindonesiaan dan keislaman. "Sumbangan filsafat harus melihat persoalan secara utuh," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement