Sabtu 01 Mar 2014 18:56 WIB

Hebat, Puluhan Anak Luncurkan Buku Karangan Sendiri

Rep: c54/Andi Nurroni/ Red: Fernan Rahadi
Koleksi buku murid-murid Sekolah Alam Cikeas (SAC), Bogor.
Foto: Republika/Andi Nurroni
Koleksi buku murid-murid Sekolah Alam Cikeas (SAC), Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jika masih ada yang menganggap menulis itu susah, tak ada salahnya berkenalan dengan murid-murid Sekolah Alam Cikeas (SAC), Kabupaten Bogor. Bertempat di kompleks sekolah, lebih dari 50 anak SD dan SMP di sekolah tersebut bersama-sama meluncurkan buku karangan mereka sendiri, Sabtu (1/3).

Buku karya anak-anak kreatif itu bermacam-macam temanya, dari mulai pengalaman sehari-hari hingga fantasi liar mereka. Seorang anak kelas 5, Tesla Ganeshwara, menulis buku berjudul 'Alex'. Di dalamnya, bocah berpipi tembem itu mengisahkan seorang anak dari keluarga kaya-raya bernama Alex yang hidup di London pada tahun 2020.

Diceritakan Tesla dalam bukunya, meskipun berlimpah harta dan punya berbagai kendaraan super mewah, Alex tidak lantas menjadi sombong dan tetap baik pada teman-temannya. Buku karangan yang diklaim Tesla sebagai novel pertamanya itu juga diselipkan berbagai gambar, seperti foto mobil dan motor mewah.

“Itu dia sendiri lho yang nyari, “ kata Fransisca, ibunda Tesla. Menurut Sisca, cerita di dalam buku itu asli karangan anaknya. “Papanya paling cuma mengedit ejaan sama layout,“ ujar Sisca melanjutkan.

Salah seorang guru, yang juga panitia acara, Engkus Kusnendar menuturkan, buku-buku karya siswa-siswi SAC tersebut merupakan hasil kolaborasi para murid dengan orang tua mereka. “Itu, anak-anak yang nulis, orang tua yang mendesain,” kata Engkus.  

Engkus melanjutkan, SAC membimbing anak-anak didiknya menulis buku untuk memberikan gambaran pada mereka bahwa menulis itu menyenangkan, dan lebih dari itu bisa menghsilkan uang. “Dalam ajang ini anak-anak juga difasilitasi untuk memamerkan dan menjual buku-buku mereka,” kata Engkus.

Wakil eksekutif Yayasan Puri Cikeas, yang juga penulis, Dodi Mawardi menjelaskan, Sekolah Alam Cikeas memang memiliki misi mendorong kreativitas anak-anak didik. “Kami tidak merasa bangga kalau anak-anak hanya sekedar jadi juara Ujian Nasional. Kami bangga kalau mereka bisa menulis dan banyak melakukan hal kreatif lainnya,” ujar Dodi.

Ketika Republika berkunjung, suasana di sekolah yang bergaya taman bermain itu begitu ramai dengan anak-anak dan orang tua mereka. Sebagian nampak berlarian dengan riangnya, sebagian lainnya bermain bersama orang tua mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement