Ahad 24 Nov 2013 08:23 WIB

Mahasiswa Sukabumi Ajak Boikot Produk Australia

Massa gabungan sejumlah ormas berunjuk rasa di depan Kedubes Australia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (21/11).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Massa gabungan sejumlah ormas berunjuk rasa di depan Kedubes Australia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (21/11). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Mahasiswa yang tergabung Forum Aktivis Mahasiswa Sukabumi menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia agar memboikot produk-produk dari Australia terkait penyadapan yang dilakukan oleh negara itu.

"Penyadapan yang dilakukan Australia, kami menilai tidak ada hal strategis yang perlu disadap tetapi telah mengganggu kedaulatan Indonesia, apalagi tindakan negara tersebut sudah melanggar hukum internasional. Maka dari itu, kami meminta kepada seluruh rakyat untuk bersatu dengan cara memboikot produk dari Australia," kata Ketua FAMS, Yayan Hendayana kepada Antara, Sabtu (23/11).

Namun mahasiswa juga menyerukan agar seluruh pihak jangan sampai terprovokasi apalagi sampai merusak fasilitas milik Australia yang ada di Indonesia. Cara mengungkapkan kekecewaan hanya dalam bentuk memboikot produk dari negeri kanguru tersebut.

Selain itu, kecintaan terhadap bangsa ini juga jangan dilakukan dengan tindakan anarkis, apalagi sampai mengganggu turis atau wisatawan asing dari Australia karena mereka juga meyakini bahwa tindakan para pejabat negaranya yang melakukan penyadapan terhadap pejabat Indonesia sudah menyalagi aturan.

Menurut Yayan, pemerintah di sini harus tegas jangan sampai rasa nasionalisme rakyat berubah menjadi permusuhan dengan bangsa kaum Aborijin tersebut. Yang dikhawatirkan pihaknya aksi penyadapan tersebut bisa dijadikan alat untuk kepentingan melemahkan pejabat dan bangsa ini.

"Maka dari itu, kami meminta seluruh kaum muda, elit politik, pejabat dan seluruh elemen bersatu untuk membangun bangsa ini agar kasus seperti ini yang sudah melecehkan kedaulatan bangsa tidak terjadi lagi," katanya.

Sementara, Divisi Advokasi dan Data FAMS, Sugiana mengatakan pemerintah harus berani menggelontorkan dana agar peralatan intelejen bangsa ini tidak mudah disadap, selain itu para intelen juga harus dilatih kemampunan IT-nya untuk menghalau seluruh aksi penyadapan yang dilakukan oleh bangsa lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement