Senin 11 Nov 2013 19:14 WIB

FKPI Jabar Buat Portal Informasi Harga Pangan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Suasana di salah satu pasar tradisional.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Suasana di salah satu pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Forum Koordinasi Pengendali Inflasi (FKPI) Jawa Barat (Jabar) meluncurkan website informasi harga pangan secara rutin dengan nama Portal Informasi Harga Pangan (Priangan). Yakni, beralamat di www.priangan.org.

Portal ini, dibuat untuk memperbaiki manajemen pengendalian inflasi di Jabar. Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jabar dan Banten), Dian Ediana Rae, Portal Informasi Harga Pangan (Priangan) menjadi langkah maju upaya pengendalian inflasi. Sistem informasi ini, menjadi yang pertama di Indonesia.

"Adanya Priangan, masyarakat dan petani akan lebih mudah memperoleh informasi harga pangan secara akurat," ujar Dian kepada wartawan di Kantor Perwakilan BI Wilayah VI, Senin (11/11).

Dian mengatakan, sumber Priangan berasal dari integrasi data dari Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, dan Dinas Peternakan.

Data harga, mencakup harga secara setiap pekan di 26 kabupaten/kota di Jabar. Khusus di Kota Bandung, tersedia data secara harian di 5 pasar, yakni Kosambi, Andir, Sederhana, Baru dan Kiaracondong.

Menurut Dian, data yang diberikan merupakan survei pemantauan harga. Daftar harga komoditas yang dicantumkan mulai dari Bawang Merah, Beras Medium, Cabe Merah, Daging Sapi, Daging Ayam Ras, Gula Pasir, Ikan Olahan, Kentang, Minyak Goreng, Telur Ayam Ras, Tepung Terigu.

Selain data harga, ia mengatakan, portal ini juga memperlihatkan peta kenaikan harga pangan di Jabar. Jadi, kalau suatu komoditas di daerah tertentu mengalami kenaikan harga, maka akan ditandai dengan warna kuning dan merah.

Masyarakat juga, kata dia, bisa mengakses data harga komoditas bahan pangan melalui SMS dengan cara mengetik: # kirim ke 087877426526. "Informasi yang disampaikan mendekati akurat," katanya.

Sebelum Priangan lahir, ia menambahkan, masyarakat kerap kesulitan mencari acuan sumber informasi harga pangan. Akibatnya, persepsi masyarakat terbentuk karena pengaruh pemberitaan yang kurang berimbang.

Kondisi itu, menurut Dian, lantas menghambat upaya pengendalian inflasi khususnya di Jabar. Saat ini inflasi Jabar hingga Oktober 2013 secara year on year telah mencapai 9,20 persen.

Untuk itu, Dian berharap portal ini bisa menjadi andalan dalam upaya pengendalian inflasi melalui kemudahan akses data informasi harga pangan. Inflasi yang terkendali akan menjaga daya beli masyarakat.

Menurut dia, ketersediaan informasi dibutuhkan bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan. Informasi ini juga dibutuhkan bagi pelaku usaha untuk mempersiapkan perencanaan bisnis.

"Ke depan kita juga akan melakukan terobosan-terobosan lain dalam upaya pengendalian inflasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement