Selasa 29 Oct 2013 14:07 WIB

'69 Juta Anak Muda Ingin Perubahan'

Rep: Angga Indrawan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Presentasi hasil survei politik. (Ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Presentasi hasil survei politik. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran anak muda sebagai motor perubahan menjadi sebuah keniscayaan dalam setiap kondisi sulit yang harus dilalui bangsa. Anak muda hari ini yang juga merupakan motor perubahan. 

“Data BPS Jumlah pemuda di Indonesia kurang lebih 69 juta atau 25 persen jumlah penduduk di Indonesia. Musuh bersama anak muda hari ini tidak semata-mata kolonialisme dan imperialisme ekonomi. Melainkan juga apatisme, keterbelakangan, kemiskinan, korupsi,” kata Dimas Oky Nugroho, Koordinator Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan (SIPerubahan) dalam pernyataan sikap “Anak Muda Indonesia Ingin Perubahan” di Jakarta, Selasa (29/10).

“Menurut data BPS Jumlah pemuda di Indonesia kurang lebih 69 juta atau 25 persen jumlah penduduk di Indonesia. Dengan jumlah yang cukup besar itu, pemuda dituntut untuk bisa bersaing dan berinovasi. Musuh bersama anak muda hari ini tidak semata-mata kolonialisme dan imperialisme ekonomi, melainkan juga apatisme, keterbelakangan, kemiskinan, korupsi, rendahnya kualitas pendidikan dan sumber daya manusia serta tidak produktif,” urai Dimas.

Istilah Indonesia, kata Dimas, seharusnya berhasil mengikis sentimen partisi-partisi primordial dan politik yang saat ini menjadi penghalang kita untuk maju. “Musuh bersama kita adalah ketidakadilan dan kesenjangan,” ujarnya menambahkan.

Tentang SIPerubahan, disampaikan Dimas, organisasi ini berikhtiar untuk terus mendorong agar komitmen ke-Indonesiaan secara utuh akan terwujud. Ia berharap dalam tahun politik 2014 nanti, anak muda bisa mendesak elit-elit politik untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya.

 Anak muda juga harus mampu mencegah dalam dirinya terjebak dalam partikularisme politik. Jaringan SIPerubahan adalah alumni program pendidikan singkat Demokrasi, Kepemimpinan & Kebangsaan atau KADER BANGSA Fellowship Program (KBFP) yang sekarang berubah menjadi Sekolah Pemimpin Muda Indonesia (SPMI).

SIPerubahan beranggotakan peneliti, aktivis mahasiswa, aktivis lingkungan, seniman, jurnalis, pegiat LSM, praktisi hukum, wiraswasta, birokrat, PNS, dosen, dan pemimpin-pemimpin komunitas muda.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement