Jumat 21 Jun 2013 18:27 WIB

NoLimit Survei Alternatif Pilwakot Bandung Pakai 'Twitter'

Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- NoLimit, sebuah perusahaan pemantau media sosial, pada Jumat (21/6) menyajikan survei alternatif Pilwakot Bandung 2013 dengan menyajikan olahan data dari lalu lintas percakapan di twitter.

Menurut CEO No Limit, Aqsath Rasyid Naradhipa, pihaknya mensurvei secara obyektif, bukan pesanan parpol tertentu. Hal ini dilakukan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut Aqsath, survei Pilwalkot dilakukan terutama pada 12-16 Juni 2013. Agar, mendekati waktu pencoblosan. Akun terkait calon dilihat pergerakannya, antara lain tweet (menulis pesan di lini masa), reply (membalas tweet), mention (menautkan tweet ke akun lain), hingga retweet (mengulang tweet).

Yang juga diperhatikan, kata dia, jumlah pengikut akun mereka hingga pengaruh mereka terhadap trending topic. "Nah, dari indikator ini, peranti lunak buatan kami yang disebut NoLimit Engine, kemudian mengolahnya secara statistik," ujar Aqsath kepada wartawan, Jumat (21/6).

Hasil olahannya, kata dia, lantas dikelompokkan tiga poin parameter yakni popularitas (conversation), pengaruh (influence), dan citra kandidat (sentiment). Parameter ini, diolah lagi untuk memunculkan pemeringkatan.

Hasil analisis NoLimit terhadap delapan pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandung, ternyata pasangan nomor urut empat dan lima bersaing ketat di ranah twitter.

Aqsath menjelaskan, Ridwan Kamil dan pasangannya, Oded M. Danial, memperoleh popularitas dan reputasi tertinggi dengan jumlah tweets 6.281 serta sentimen 99,48 persen.

Dua hal yang mendongkraknya yakni dukungan tokoh ternama seperti Jusuf Kalla dan Anis Baswedan, juga penampilannya ketika debat calon di salah satu televisi. Percakapan netral ke pasangan ini muncul ketika ada kontrak politik dengan sejumlah RW.

Meski di puncak survey, namun percakapan negatif tweeps/ twitter people ada juga, terutama terkait pilihan partai yang mengusung keduanya.

Di urutan dua, kata dia, Ayi Vivananda dan Nani Suryani memperoleh apresiasi positif berupa deklarasi dukungan Asosiasi Guru Honorer Indonesia serta tanggapan atas program nyata Ayi selama ini, khususnya pada pembersihan Sungai Cikapundung. Yang menekan pasangan ini adalah posisi Dada Rosada yang juga suami Nani Suryani.

Sejak lama, tweets kurang simpatik ke Wali Kota Bandung dua periode ini, terlihat dengan adanya akun minor yakni @AntiDadaRosada dan @DadaRosadaYeaah.

Selain soal kesemrawutan kota, respon negatif juga muncul setelah nama Dada terseret-seret kasus hakim Pengadilan Negeri yang ditangkap KPK, Setyabudi Tejocahyono. Posisi hampir sama diperoleh wali kota nomor urut satu, Edi Siswadi.

Eks Sekda Kota Bandung ini semula berada di atas angin sebagai calon kuat pemenang saat gelaran pemilukada belum mulai. Namun setelah kasus Setyabudi mencuat, angin liar menimpanya terutama setelah pengakuan urunan kasus suap.

Itulah sebabnya, NoLimit Engine mencatat, minim sentimen positif terhadap pasangan ini. Pasangan terakhir dari partai, Ide (Iswara dan Asep Dedi), juga tidak ada sentimen positif,akan tetapi masih untung karena tidak peroleh sentimen negatif.

Lantas, kata dia, posisi empat calon perseorangan tampaknya belum signifikan. Dilihat dari parameter conversation dan influence, hanya pasangan Budi Dalton-Rizal dan Bambang S.-Alex yang memilikinya, itupun dengan jumlah sedikit.

Sementara dua lainnya, Wawan Dewanta-Sayogo dan Wahyudin K.-Tonny, nyaris tanpa apresiasi netizen. Dari seluruh pasangan independen ini, sentimen positif hanya diraih Budi Dalton terkait dukungan komunitas bikers dan kesenian.

"Namun sekali lagi, pantauan ini terikat waktu, terlebih perkembangan media sosial itu dinamis dan fluktuatif. Jadi posisi analisis bisa berubah dinamis. Namun setidaknya sudah ada rujukan, gambaran besar seperti apa," kata Aqsath.

Selain Pilwalkot, kata dia, jumlah klien perusahaan asal Sukajadi,Kota Bandung dalam dua tahun terakhir antara lain Microsoft, Honda, Toyota, Garuda Food, XL Axiata, Majalah Gatra, hingga PT Jakarta Monorail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement