Senin 10 Jun 2013 07:41 WIB

Menanti Timnas Rasa Brasil Ala Jacksen Tiago

Timnas Indonesia
Foto: Antara
Timnas Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fernan Rahadi/Editor Sepakbola ROL

"Suatu hari nanti, mereka akan berbicara tentang kita..." (Jacksen F. Tiago)

Itulah bunyi 'kicauan' pelatih Indonesia Jacksen F. Tiago, Ahad (9/6) lalu di akun Twitter-nya, @papinegro18, dua hari setelah skuat Timnas Indonesia yang diasuhnya dikalahkan dengan skor 0-3 oleh Timnas Belanda di Gelora Bung Karno, Senayan, Jumat (7/6) lalu.

Melalui Twitter, pria asal Brasil itu memang gemar berinteraksi dengan para follower-nya. Tak seperti pelatih-pelatih Indonesia kebanyakan, pelatih Persipura Jayapura itu juga dikenal dekat dengan para wartawan. Tak jarang, ia membalas pesan atau sekadar me-retweet komentar-komentar yang ditujukan kepadanya.

Pascakekalahan Indonesia atas de Oranje kemarin, memang hampir tidak dijumpai komentar negatif mengenai performa skuat Merah-Putih. Mungkin hanya segelintir saja yang menyayangkan mengapa Boaz Solossa dkk terlihat kehabisan stamina di babak kedua.

"Congrats coach @Papinegro18, semalam permainan timnas menjanjikan berkat tangan dingin anda. Semoga bisa makin maksimal lagi ke depannya," ujar Adi Wirayana lewat akun Twitter @adi_wirayana.

"Setelah bertahun tahun, inilah pertama kali saya lihat timnas bermain begitu baik, meskipun lawan berkelas dunia. Congrats coach @Papinegro18," ujar Henry Yang melalui @henry_yang77

Kutipan Jacksen di awal tadi pun seakan menjadi janjinya untuk membawa Garuda terbang tinggi, setidaknya kembali merajai Asia Tenggara seperti dua dekade lalu. Masyarakat indonesia memang sudah lama mendambakan gelar di level internasional mampir di Tanah Air, sesuatu yang tak pernah diraih 20 tahun belakangan.

Melihat performa Indonesia melawan Belanda kita layak optimistis. Performa Kurnia Meiga di bawah mistar gawang layak diacungi jempol. Penjaga gawang Arema Indonesia itu berkali-kali menggagalkan peluang demi peluang yang dicetak para bintang dunia seperti Robin Van Persie, Wesley Sneijder, dan Arjen Robben.

Bahkan di babak kedua, Jacksen mencoba keluar dari tekanan dengan mengganti sejumlah pemain bertahan serta memasukkan pemain-pemain berkarakter menyerang seperti Andik Vermansyah dan Ian Louis Kabes. Permainan menyerang memang sudah menjadi gaya Jacksen yang sudah diterapkan di Persipura selama lima musim terakhir ini.

Sayang, Belanda yang memiliki kelas jauh di atas Indonesia ternyata lebih lihai membongkar pertahanan lawan. Tiga gol pun bersarang ke gawang Indonesia di babak kedua untuk memastikan kemenangan tiga gol tanpa balas.

Meskipun timnya menang, pelatih Belanda Louis Van Gaal tetap terkesan dengan performa Timnas Indonesia. Selain melontarkan pujian secara khusus terhadap Kurnia Meiga, ia juga memuji semangat tanding skuat Jacksen. "Tim Indonesia bermain dengan semangat yang kuat ditambah dengan dukungan penonton yang luar biasa," ujar pelatih yang pernah menukangi Ajax Amsterdam, Barcelona, dan Bayern Muenchen itu.

Sang asisten pelatih, Patrick Kluivert pun sepakat dengan pernyataan Van Gaal.  "Semua pemain kami sudah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai latihan. Namun, Indonesia adalah tim bagus yang punya beberapa pemain bagus," ujar mantan striker Barcelona dan AC Milan itu sambil melontarkan pujian khusus untuk Andik Vermansyah.

Salah satu kelebihan Jacksen adalah kehandalannya meracik strategi dan kemampuannya memotivasi para pemain. Ia selama ini memang bukan dikenal sebagai pelatih yang menerapkan metode latihan yang keras dan disiplin tinggi. Terbukti, ia tidak menerapkan aturan jam malam kepada anak-anak asuhannya.

"Asalkan tidak merugikan orang lain terutama tim, silakan saja keluar malam. Yang penting saat bermain di lapangan harus bagus," kata Jacksen dalam sebuah pertemuan dengan wartawan sebelum laga melawan Belanda.

Peraturan yang longgar soal disiplin ini mengingatkan pada aturan yang diterapkan di Timnas Brasil, dimana para pemain bintang seperti Ronaldo, Ronaldinho, dan Adriano diperbolehkan keluyuran malam, asalkan tak membuat performa mereka buruk. Terbukti walaupun doyan dugem, ketiganya bisa selalu bisa bermain bagus saat diturunkan.

Tanggung jawab seperti itulah yang tampaknya diinginkan Jacksen dimiliki para pemainnya. "Intinya, pemain harus bisa saling menghargai dan berpandangan bahwa prestasi sebuah tim merupakan tanggung jawab bersama," ujar mantan striker Persebaya di era 90-an itu.

Salah satu buah tangan dingin Jacksen sudah bisa dilihat. Seorang Boaz Solossa, yang di masa lalu kerap bermasalah dengan timnas karena masalah indisipliner, bisa memaksimalkan seluruh potensinya di bawah arahan pelatih berusia 45 tahun itu.

Jangan lupa bahwa di bawah kepemimpinan Jacksen sejak 2008, Persipura dua kali menjuarai ISL dengan Boaz dua kali juga menjadi topskorer. Musim ini, bisa jadi pencapaian itu terulang setelah Mutiara Hitam memimpin klasemen dengan keunggulan sembilan poin dengan Boaz menjadi topskorer sementara dengan 19 gol.

Semoga saja apa yang diraih Jacksen bersama Persipura bisa ditularkannya ke Timnas Indonesia. Harapannya, Jacksen bisa menghapus dahaga prestasi skuat Garuda selama bertahun-tahun. Good luck, Bigman!

 

Twitter: @fernanrahadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement