Jumat 17 May 2013 12:16 WIB

Angka Kematian Bayi di NTT Naik

Memiliki bayi dalam keluarga/ilustrasi
Foto: theattachedparent.com
Memiliki bayi dalam keluarga/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Angka kematian bayi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2012 tercatat 14/100.000 kelahiran hidup atau 1.350 bayi meninggal saat persalinan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Stef Bria Seran di Kupang, Jumat, mengemukakan bahwa angka itu meningkat dibanding 2011 dimana angka kematian bayi tercatat 1.232 kasus. Ia mengemukakan bahwa angka kematian bayi saat persalinan ini berfluktuasi karena bila dibanding 2010, jumlahnya menurun karena pada 2010 angka kematian tercatat 1.309 bayi.

Kondisi ini disebabkan kelahiran anak tersebut tidak dilakukan di pusat layanan kesehatan seperti puskesmas dan puskesmas pembantu (Pustu). Penyebab kain, katanya, setiap bayi yang dilahirkan berada di tangan petugas kesehatan hanya selama tiga hari dan selebihnya berada di rumah orang tua atau keluarga.

Kondisi ini diperparah oleh sikap orang tua yang selalu terlambat membawa bayi ke puskemas untuk dirujuk dan mendapat penanganan tenaga kesehatan bila menemui masalah kesehatan. Dia mengatakan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi ini, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya pada 2009 meluncurkan program yang disebut program revolusi Kesehatan Ibu-Anak atau "Revolusi KIA".

Program ini dimaksudkan agar setiap persalinan wajib dilakukan di tempat pelayanan kesehatan. Dalam kaitan ini pula, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam beberapa tahun terakhir ini menaikkan status beberapa puskesmas agar tidak hanya melayani rawat jalan tapi juga rawat inap bagi pasien. Revolusi KIA ini diharapkan bisa menekan angka kematian ibu dan anak di daerah ini, kata Stef Bria Seran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement