Kamis 08 Nov 2012 07:29 WIB

Inflasi di Jawa Barat Terus Merangkak

Rep: Lingga Permesti/ Red: Hafidz Muftisany
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Laju inflasi Jawa Barat meningkat dari 4,08 persen (yoy) pada triwulan III-2012 menjadi 4,84 persen. Menurut peneliti ekonomi dari Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten), Daniel A. Prasetyo, seluruh komponen penyumbang inflasi mengalami kenaikan.

"Sumber tekanan inflasi terutama berasal dari kelompok bahan makanan (volatile foods), khususnya daging sapi, sayur-sayuran, tahu, dan tempe," katanya.

Inflasi inti meningkat, jelasnya, karena naiknya biaya tempat tinggal dan tarif pendidikan, sementara kebijakan pemerintah menaikkan tarif PDAM dan gas kepada industri mendorong kenaikan inflasi dari sisi administered price.

 

Namun demikian, diperkirakan laju inflasi pada triwulan IV-2012 diperkirakan akan menurun, dengan kisaran sebesar 3,8 persen - 4,8 persen. "Menurunnya laju inflasi terutama disebabkan oleh ekspektasi inflasi masyarakat yang terjaga, respon sisi penawaran yang masih baik, serta nilai tukar rupiah yang cenderung stabil,"katanya.

Meski begitu, tantangan inflasi ke depan berasal dari harga komoditas di pasar internasional, gangguan cuaca (kekeringan) terhadap produksi bahan makanan, tekanan permintaan, serta kebijakan pemerintah menaikkan harga gas industri, pajak bahan bakar, dan kendaraan.

Sementara itu, di triwulan IV-2012, perekonomian Jawa Barat diperkirakan akan kembali melambat dibandingkan triwulan ini, yakni pada kisaran 6,0 - 6,5 persen.

Dari sisi permintaan, perekonomian tetap ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan pengeluran pemerintah, sementara kinerja net ekspor yang menurun kembali menekan pertumbuhan di triwulan mendatang. Sementara di sisi penawaran, kinerja sektor ekonomi utama yang melambat menjadi penyebab  perlambatan perekonomian di triwulan IV-2012.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement