Rabu 07 Nov 2012 13:47 WIB

Quantum Karakter di Zaman Nabi Ibrahim as

Jamaah haji di Kota Makkah.
Foto: ROL/Heri Ruslan
Jamaah haji di Kota Makkah.

Beberapa saat lalu kita telah belajar tentang bagaimana Nabi Ibrahim as dalam hidupnya. Saat ini pula, saudara kita seiman dan se-Islam telah menjalankan syari'at nabiyullah Ibrahim as, haji di tanah suci Makkah. Tentu sudah seharusnya kita mengambil banyak pelajaran dalam kehidupan nabi Ibrahim, di mana di sana terdapat sebuah proses pendidikan karakter yang sangat luar bisa. Hal ini terbukti dengan diakuinya syari'at-syari'at yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim masih dijalankan oleh umat muslim di seluruh dunia sampai hari ini, bahkan hingga akhir kelak.

Kehidupan Nabi Ibrahim as menjadi fenomenal dikarenakan karakter mulia yang diajarkan kepada istrinya Hajar dan anaknya Ismail. Sebuah tolok ukur keluarga yang didambakan oleh umat manusia di zaman sekarang ini.

Namun, hampir semua masyarakat dunia khususnya masyarakat indonesia, lupa terhadap karakter apa yang harus dibangun, dari mana mulai dibangun dan kapan harus mulai dibangun. Alhasil, pendidikan karakter hari ini di bangsa kita, layaknya riuh suara ditelan malam yang tiada maknanya.

Mengkaji model pendidikan karakter zaman Nabi Ibrahim as menjadi sebuah keharusan bagi kita, karena kita para perindu karakter mulia, Karena kita adalah pemangku kepentingan terhadap karakter (akhlaq), yang meyakini bahwa dengan karakter akan mampu melepaskan resah terhadap pergaulan bebas anak-anak kita; Karakter mulia yang mampu memberikan jaminan ketenangan, kebahagiaan bagi kita semua baik dalam pergaulan sehari-hari dan dalam kehidupan anak-anak yang lebih manusiawi.

Dalam sejarah, Nabi Ibrahim as mengajarkan karakter kesabaran yang tidak dapat ditandingi oleh manusia sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad SAW. Potret kehidupannya menggambarkan kepada kita, bahwa Nabi Ibrahim as memiliki karakter "sabar" yang sungguh mulia dan besar. Hal ini terbukti dengan kesabarannya mampu melewati tantangan dan rintangan yang demikian beratnya.

Kesuksesan Ibrahim dalam membangun keluarganya, disebabkan oleh karakter sabar yang dimiliki olehnya. Sabar tersebut dipengaruhi oleh faktor kepercayaan; Percaya kepada Allah SWT atas semua perintah-Nya, bahwa setiap perintah Allah penuh dengan kebaikan terhadap dirinya dan umat manusia.

Kesabaran Ibrahim tergambar saat ia menanti buah hati dalam waktu cukup lama, dan di saat ia mendapatkan Ismail buah hati yang telah lama dinanti. Allah memerintahkan Ibrahim untuk membawa istrinya Hajar di tengah padang pasir yang tandus, kemudian Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail dengan bekal sekantong kurma dan sekantong air.

Di saat itu jelas bagi kita semua, terdapat Quantum Karakter yang kita bisa petik. Perhatikan karakter apa yang kita bisa ambil pada peristiwa tersebut. Di saat Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail, Hajar berkata, "Wahai Ibrahim, kenapa engkau meninggalkan kami di tempat yang sepi dan tandus ini?"

Ibrahim tak mampu menjawab, ia terus berjalan membelakangi Hajar sembari meneteskan air matanya. Lalu Hajar bertanya lagi, "Ibrahim kenapa engkau meninggalkan kami hanya dengan bekal kurma dan air yang sangat sedikit?"

Ibrahim pun tak menatap ke Hajar. Namun karena tak sunggup, air mata Ibrahim terus terjatuh. Lalu Hajar bertanya, "Wahai Ibrahim, apakah ini atas perintah Tuhanmu dan Tuhanku?" Lalu ia berbalik dan menganggukkan kepala tanpa bersuara karena tak sanggup berkata-kata.

Perhatikan apa yang disampaikan oleh Hajar, "Wahai Ibrahim, jika ini perintah Tuhanmu dan Tuhanku, maka pergilah. Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang taat".

Subhanallah, sungguh luar biasa, Hajar menjadi contoh seorang istri yang memiliki karakter mulia, memiliki keyakinan yang benar terhadap Tuhannya, yaitu berperasangka baik terhadap tuhannya. Hajar pun mencerminkan sosok istri yang tangguh dan pemberani.

Tak kalah luar biasa, karakter yang dimiliki Ismail. Ia adalah anak yang sayang dan taat kepada ayah dan ibunya. Perhatikan apa yang terjadi saat Ismail bertemu dengan Ibrahim ayahnya. Ismail langsung mendekap ayahnya, lalu mengajak Ibrahim bermain-main seolah-olah mereka tidak pernah berpisah. Padahal mereka telah berpisah hingga belasan tahun. Ternyata Hajar selalu menceritakan tentang kebaikan-kebaikan Ibrahim kepada Ismail; Sebuah proses pendidikan yang tidak pernah putus dilakukan oleh Hajar, walaupun hanya seorang diri.

Dari proses pendidikan yang dilakukan oleh Hajar, Ismail menunjukkan ketaatannya kepada orangtuanya. Di saat Ibrahim mengabarkan bahwa Ismail akan disembelihnya, Ismail berkata, "Wahai ayah, jika itu atas perintah Tuhanmu, maka lakukanlah. Engkau akan mendapatkanku dari golongan orang yang sabar".

Anak yang baru berjumpa dengan ayahnya, kemudian ia akan disembelih oleh ayahnya. Ismail taat dan yakin atas apa yang akan dilakukan ayahnya.

Hal tersebut menggambarkan kepada kita, bahwa  ibrahim dengan karakter sabar dan keyakinannya yang tinggi kepada Allah, bisa mendidik Hajar menjadi istri yang tangguh dan pemberani. Ibrahim juga mampu mengajarkan karakter taat kepada Ismail.

Sungguh Quantum (lompatan) Karakter pada keluarga Ibrahim, sangat kita dambakan saat ini. Untuk membangun pribadi-pribadi penyabar, pemberani, tangguh, taat pada orang tua dan pada segala perintah Allah. Karena karakter-karakter tersebut, akan mampu menghadirkan kebahagiaan, ketenangan di dunia dan akhirat, seperti Ibrahim, Hajar dan Ismail.

Semoga kita sebagai seorang pemuda; Ayah bisa belajar dari Ibrahim dan bisa menjadi Ibrahim masa kini; Buat ibunda, calon ibu dan para muslimah, semoga bisa menjadi Siti Hajar yang tangguh dan pemberani serta menjadi guru di rumah; Buat saudaraku, semoga bisa belajar dari Ismail, yang taat pada Allah, Rasulullah dan taat pada orang tua. Serta semoga yang telah berhaji dan para jamaah haji yang baru pulang, bisa membawa karakter-karakter Ibrahim dan mampu meneladankan karakter-karakternya di rumah, di tempat kerja dan di masyarakat.

Semoga bermanfaat, Salam Pendidikan.

Maukuf, S.Pd, M.Pd.

Penulis dan Aktivis Pendidikan Indonesia

FB: Maukuf Masykur

Twitter: @MaukufMasykur

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement