Kamis 01 Nov 2012 16:01 WIB

Jokowi: Jangan 'Nyama-nyamain' (Jakarta) dengan Solo

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama.
Foto: Ismar Patrizki/Antara
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kebijakan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah mencopot pentungan dan pisau milik Satpol PP. Tak sedikit pihak yang membandingkan sikap Jokowi saat masih menjadi Walikota Solo.

Namun, Jokowi menyangkal permintaanya agar Satpol PP Jakarta lebih ramah kepada masyarakat, 'mencontek' kebijakan yang dikeluarkannya saat masih memimpin Solo. (baca: Jokowi Minta Satpol PP tak Lagi Brutal).

Menurutnya, kondisi Satpol PP Jakarta sangat jauh berbeda dengan Solo. Mulai dari jumlahnya yang sangat banyak, serta sarana dan prasarananya yang lebih memadai. (baca: Jokowi: Satpol PP Bukan Tukang Gebuki).

"Ya beda dong. Orangnya aja beda kok. Jangan dikit-dikit nyama-nyamain dengan Solo," imbuhnya, Kamis (1/11).

Saat masih menjadi orang nomor satu di Solo, Jokowi melakukan terobosan-terobosan guna menghilangkan kesan garang pada Satpol PP. Di antaranya menyimpan pentungan dan tameng milik Satpol PP. (baca: Satpol PP Siap Ikuti Intruksi Jokowi).

Bahkan, Jokowi mengangkat seorang wanita untuk menjadi Kepala Satpol PP. Kebijakan itu sebagai upaya menghilangkan kesan garang Satpol PP di mata masyarakat. (baca: 2013, Jokowi Ajak Satpol PP Relokasi PKL).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement