Jumat 05 Oct 2012 20:58 WIB

Pesantren Bukan Sarana Pendidikan Teroris

Seni kaligrafi adalah salah satu kegiatan yang biasa diajarkan kepada para santri pondok pesantren (ilustrasi).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Seni kaligrafi adalah salah satu kegiatan yang biasa diajarkan kepada para santri pondok pesantren (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AROSUKA, SUMBAR -- Kepala Bidang Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren Kanwill Kemenag Sumatera Barat Syahrul Wirda mengatakan bahwa mengaitkan pondok pesantren dengan terorisme merupakan sikap diskriminatif.

"Di pondok pesantren manapun tidak ada ditemukan kurikulum yang mengarah kepada tindakan terorisme," katanya di Arosuka, Jumat.

Menurut dia, selama ini berkembang stigma negatif pada sebagian orang yang mengaitkan aksi terorisme di Indonesia dengan pondok pesantren. "Seolah-olah pondok pesantren tertentu mengajarkan hal tersebut, padahal itu tidak benar," katanya.

Dia menjelaskan, sebenarnya yang terjadi adalah secara kebetulan oknum tersangka terorisme pernah sekolah di pondok pesantren dan bukan ajaran pesantrennya.

Dia menyatakan, bahwa dalam ajaran agama Islam aksi terorisme sangat dilarang dan bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

"Tidak ada satupun ayat Al-Quran yang membenarkan aksi teroriosme, sehingga sangat disayangkan ketika hal tersebut dikait-kaitkan dengan Islam," katanya.

Terkait hal tersebut, dia mengharapkan kepada semua pihak untuk meluruskan pandangan salah yang berkembang karena merusak citra pondok pesantren dan agama Islam.

Dia juga mengimbau terutama masyarakat agar tidak ragu menyekolahkan anak di pondok pesantren yang ada di Sumbar.

"Kita menjamin kurikulum di pondok pesantren yang ada di Sumbar tidak mengajarkan yang berkaitan dengan terorisme," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement