Kamis 06 Sep 2012 17:12 WIB

MUI: Meneliti Alquran Bukan untuk Cari Makan!

Rep: Indah Wulandari/ Red: Hafidz Muftisany
Percetakan Alquran
Foto: Republika
Percetakan Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditemukannya kesalahan cetak Alquran tahun 2011 dari Kemenag oleh masyarakat disesalkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI menilai Lajnah Pentahsih Alquran Kemenag harus lebih serius dalam meneliti, mencetak, dan mendistribusikan Alquran.

Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengatakan pekerjaan untuk meneliti, mencetak dan mendistribusikan Alquran adalah pekerjaan mulis.

"Jangan dianggap pekerjaan mentahsih Alquran sebagai sarana cari makan! Mereka yang terlibat dalam urusan Alquran wajib menyadari bahwa mereka sedang dipakai Allah untuk menjaga kelestarian kitab suci-Nya," tegas Tengku.

Bahkan dalam sebuah firman Allah, ada kalimat Kami dalam menggambarkan bagaimana Allah menurunkan Alquran di muka bumi. Maka, ujar Tengku, dalam ayat ini Allah melibatkan makhluk lain dalam menjaga Alquran. Seperti para hafizh, para kaligrafer, para pentash-hih, dan ulama ahli agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement