Senin 09 Apr 2012 17:57 WIB

Ratusan Warga Keracunan, Dinkes Bogor Tetapkan Status KLB

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Jawa Barat menetapkan kasus keracunan makanan yang dialami warga Kampung Bojong Sempu, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja sebagai kejadian luar biasa.

"Dilihat dari statusnya, peristiwa terjadi secara mendadak, dengan jumlah yang cukup banyak dan ini pertama kali terjadi di wilayah ini dan menimbulkan kecemasan di masyarakat, kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Euis Wulantari, kepada ANTARA, Senin sore.

Menurut Euis, kasus keracunan ini bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) sebagai bentuk peringatan bagi masyarakat setempat dan pihak terkait untuk lebih waspada dan memberikan penanganan sesuai standar operasional yang berlaku.

Untuk mengakomodir seluruh korban keracunan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mendirikan posko kesehatan di lokasi kejadian dan menyiagakan petugas kesehatan terdiri dari dokter, perawat dan tenaga kesehatan puskesmas.

Menurut Euis, dari data di posko kesehatan jumlah korban yang menjalani perawatan medis selama satu ini ini bertambah dari data pagi tadi sebanyak 170 orang menjadi 189 orang.

Dari 189 orang yang mendapatkan pengobatan dan observasi, kini masih tersisa delapan orang yang masih mendapat cairan infus dan satu orang di observasi.

"Sementara jumlah pasien yang dirujuk bertambah satu orang, kebetulan wanita hamil yang sudah dekat waktunya. Jadi jumlah yang di rawat ke Rumah Sakit Daerah Cibinong sebanyak tujuh orang," kata Euis.

Euis menyebutkan hingga kini situasi di lokasi kejadian aman dan terkendali. Seluruh warga yang mengalami keracunan telah menjalani perawatan, dan sebagian sudah diperbolehkan pulang.

Menurut Euis warga mengalami keracunan diduga berasal dari makanan yang dikonsumsi saat hajatan dan Maulid Nabi Muhammad yang diselenggarakan oleh salah seorang warga setempat.

Warga memakan bingkisan makanan atau "besek" yang disajikan pemilik hajatan. Dalam besek tersebut terdapat telor, mie hun dan oseng-oseng.

"Kita sudah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi oleh warga dan kita kirim ke Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan di Jakarta," kata Euis.

Menurut Euis peristiwa keracunan makanan yang dialami warga cukup sering terjadi. Kejadian tersebut biasa terjadi bila ada acara keramaian seperti Maulid Nabi, hajatan, sunatan, maupun lebaran.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor peristiwa keracunan terakhir terjadi Februari lalu di wilayah Parung yang juga menyebabkan ratusan warga keracunan.

Peristiwa keracunan di Kampung Bojong Sempur, Desa Cilebut Barat Kecamatan Sukaraja terjadi Minggu (8/4). Ratusan warga mengalami keracunan usai mengkonsumsi bingkisan makanan yang diselenggarakan warga setempat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement