REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat psikologi Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk mengatakan, publik menunggu gebrakan Ketua KPK Abraham Samad dalam menangani kasus korupsi besar. Itu karena Abraham Samad ini belum memiliki jejak rekam mumpuni dalam bidang penegakan hukum.
Menurut Hamdi, yang bersangkutan memang memiliki latarbelakang aktivis antikorupsi di Makassar. Namun, hal itu tidak cukup membuat masyarakat percaya dengan sepakterjangnya ketika memimpin KPK.
Adapun, orang yang memiliki pengalaman cukup, seperti Yunus Husein saat menjadi ketua Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) malah tidak terpilih. Alasannya, Yunus memiliki kedekatan dengan penguasa dan hal itu tidak diinginkan banyak anggota Komisi III DPR.
"Posisi ketua KPK bisa jadi batu loncatan Abraham Samad. Karena itu, dia harus menunjukkan eksekusi ke publik dalam menangani kasus besar," kata Hamdi, Ahad (4/12).
Hamdi melanjutkan, meski begitu jika diruntut latarbelakang Abraham Samad, maka dia sosok orang yang tidak bersentuhan dengan parpol. Modal independensi itu yang harus dijadikan pegangan baginya untuk memberantas korupsi.