Ahad 20 Nov 2011 17:48 WIB

Politisi PKS, Pemerintah tak Protes Pangkalan Militer AS Gara-Gara Hibah Pesawat F16?

Rep: esthi maharani/ Red: Stevy Maradona
Pesawat tempur Taiwan, F16 yang didapat dari paket militer AS sedang lepas landas dari bandara.
Foto: REUTERS
Pesawat tempur Taiwan, F16 yang didapat dari paket militer AS sedang lepas landas dari bandara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia dinilai dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan. Anggota Komisi I dari fraksi PKS, Syafan Badri Sampurno, Ahad, (20/11), mengatakan pemerintah harus bereaksi atas penempatan itu.

Ia mengkawatirkan, bila pemerintah tidak menyikapi ini sebagai ancaman, maka sinyalemen hibah F-16 sebagai bagian dari upaya pembungkaman akan mendapat pembenaran. “Sinyalemen tersebut sukar untuk dihindari karena saya yakini tidak ada makan siang gratis dibalik hibah pesawat tempur bekas tersebut,” katanya.

Keberadaan pangkalan militer AS di Darwin sepatutnya menjadi ancaman. Karena, berdasarkan sejarahnya, di setiap negara yang terdapat pangkalan As, maka di sana akan ada ancaman stabilitas keamanan.

Ia juga menyayangkan sikap Australia sebagai negara tetangga dekat yang tidak menenggang kepentingan Indonesia. Menurutnya, Australia seringkali melakukan langkah diplomasi yang tidak elegan sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement