Kamis 16 Jun 2011 14:36 WIB

Siami Menyesal Jika Diamkan Contekan Massal

Rep: C13/ Red: Didi Purwadi
Siami
Foto: eriyantoni.blogspot.com
Siami

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Siami, ibu siswa kelas VI SDN II Gadel, Tandes, Surabaya, Alif, tidak menyesali perbuatannya membongkar kasus pencontekan massal Ujian Nasional (UN). Meski, dia diusir dari kampungnya sebab dianggap sok pahlawan oleh tetangganya. Siami mengaku bangga terhadap diri sendiri, keluarga, orang tua, dan bangsa Indonesia.

Jika saat itu ia tak mengungkap intimidasi guru terhadap anaknya agar membagi lembar jawaban untuk dibagikan ke teman lainnya, Siami mengaku akan menyesal seumur hidupnya. “Itu akan jadi beban seumur hidup buat saya,” ucap Siami dalam telekonference di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (16/6).

Tindakan kecurangan, kata dia, tak boleh dilakukan dan dibiarkan. Meski orang lain menganggap kecurangan sebagai hal biasa, ia tak bisa melakukannya. Apalagi dalam kasus itu melibatkan anaknya.

Siami menyatakan, tak ingin memberi contoh berperilaku buruk terhadap buah hatinya. “Anak sebagai harapan, maka kami harus mendukung dan mendoakannya di jalan yang benar.”

Siami menceritakan, jika kehidupan keluarganya serba terbatas. Karena itu, ia ingin menyekolahkan anaknya agar tak mengalami nasib serupa seperti orang tuanya. Sayangnya, ia kecewa dengan kebijakan guru yang memaksa anaknya untuk memberi contekan kepada penghuni teman.

Apalagi anak tercintanya itu sampai diancam guru dengan alasan tak akan hidup sukses jika tak mau membantu teman sekelas. Ia mempertanyakan mengapa guru malah mengajari siswa seperti itu. Bukannya kebaikan malah mengajarkan keburukan sembari memaksa siswa bertindak di jalan salah. “Apa mereka itu malaikat? Kok mengancam anak saya tidak sukses jika tak memberi contekan,” kata Siami.

Suami Siami, Widodo, mendukung penuh keberanian istri dan anaknya yang berani mengambil sikap memperjuangkan kejujuran. Nilai-nilai itu, aku dia, ditanamkannya di dalam kehidupan keluarga. Widodo menyatakan kejujuran harus dilakukan di setiap aktivitas, bukan hanya bagi diri sendiri. Namun juga untuk orang lain dan masyarakat.

Ia yakin orang jujur akan mendapat balasan setimpal dari perbuatan yang dilaukannya. “Pesan kejujuran ini saya dapat dari orang tua. Karena, kejujuran itu harus ditegakkan,” ucap Widodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement