Rabu 15 Jun 2011 13:24 WIB

Tujuh Negara Bahas Kurikulum Syariah dan HAM

Kampus UMM di Malang.
Foto: afifah07.student.umm.ac.id
Kampus UMM di Malang.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG - Para pakar syariah dan Hak Asasi Manusia (HAM) dari tujuh negara melakukan kajian dan pembahasan terkait kurikulum syariah dan HAM tingkat magister di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama tiga hari sejak Senin (13/6). Koordinator Pusat Studi Agama dan Multikulturisme Pascasarjana UMM, Prof Dr Syamsul Arifi, Rabu (15/6) menyatakan penyusunan kurikulum syariah dan HAM yang melibatkan tujuh negara itu dikemas dalam bentuk konferensi dan bekerja sama dengan Aslo Coalition, Norwegia.

Tujuh negara yang terlibat dalam penyusunan kurikulum syariah dan HAM itu di antaranya adalah Malaysia, Indonesia, Amerika Serikat (AS), Norwegia, dan Australia. "Kerja sama ini juga akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa maupun dosen untuk mengikuti 'short course' tingkat magister. Para pengajarnya juga gabungan dari Indonesia, Norwegia, Australia, Malaysia, dan AS," katanya.

Sementara Direktur Oslo Coalition, Lena Larsen, mengatakan bahwa pihaknya ingin mendorong dan mengembangkan pendidikan HAM di seluruh dunia. Kerja sama dengan UMM merupakan satu langkah untuk memperkuat penegakan syariah dan HAM.

Lena mengaku, ada alasan pribadi sehingga ingin mendorong toleransi antar umat beragama dan kebebasan beragama di seluruh dunia. Dalam ajaran agamanya dan sejarah Nabi Adam, malaikat bersama jin itu disuruh untuk bersujud kepada manusia oleh Allah.

Ini bukan syirik di mana manusia disujudi. Tetapi, ini merupakan penghormatan tertinggi bahwa manusia adalah mahluk paling dihormati di alam ini. Bahkan, manusia dihormati oleh malaikat sekalipun,'' katanya. "Maka untuk mengakui keunikan manusia dan kebebasan memilih yang diberikan oleh Allah itulah pengakuan atas penciptaan Allah. Kebebasan memilih adalah kekuasaan Allah."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement