Senin 30 May 2011 14:19 WIB

Peringati Pidato Bung Karno: SBY, Habibie, dan Megawati akan Tampil Satu Panggung

.
Foto: .
.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta mantan Presiden BJ Habibie dan Megawati Soekarnoputri, masing-masing akan menyampaikan pidato kebangsaan pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Rabu (1/6). "Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 ini merupakan suatu metode baru yang dikembangkan oleh MPR RI," kata Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saefuddin di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang diselenggarakan MPR RI pada 1 Juni 1945 mengundang Presiden Republik Indonesia Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta mantan Presiden RI BJ Habibie, dan Megawati Soekarnoputri.

Menurut Lukman, akan hadir juga pada acara tersebut, para mantan Wakil Presiden RI, yakni Try Sutrisno, Hamzah Haz, dan Jusuf Kalla. Selain itu, katanya, MPR RI juga akan mengundang seluruh anggota MPR RI, pimpinan partai politik, serta pimpinan oganisasi kemasyarakatan (ormas). "Kami mengundang sekitar 900 undangan untuk menghadiri peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945," katanya.

Lukman menambahkan, pada acara tersebut selain mendengarkan pidato kebangsaan dari tiga Pesiden RI, juga akan diperdengarkan lagu-lagu yang substansinya terkait erat dengan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti lagu,  Garuda Pancasila, Indonesia Jaya, Garuda Rumah Kita, dan Kembali ke Pancasila.

Menurut Lukman, penyelenggaraan peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 pada 1 Juni 2011 ini dilatarbelakangi oleh perlunya merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah multidimensi persoalan bangsa yang ditengarai oleh krisis kebangsaan karena menurunnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Melalui peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, kata dia, diharapkan Pancasila tidak hanya sebagai konsep pemikiran semata, tapi mampu menjadi landasan etika dan moral dalam pembangunan pranata politik, pemerintahan, ekonomi, penegakan hukum, politik, sosial budaya, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement