Selasa 17 May 2011 17:32 WIB

Siaran Dakwah di Televisi Hanya Sekedar Kejar Rating? Ini Jawaban KPI

Rep: Heri Purwata/ Red: Stevy Maradona
Menonton televisi, ilustrasi
Foto: StockPhoto
Menonton televisi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- siaran-siaran yang bermisi dakwah ikut berlomba mengejar rating agar dapat medatangkan iklan. Sehingga misi dakwah menjadi tidak efektif, yang ditangkap pemirsa tetap dari sisi hiburannya.

Demikian dikatakan Yudhariksawan, Komisioner KPI Pusat pada forum diskusi publik ‘Peran Lembaga Penyiaran Televisi dalam Mempromosikan Kehidupan Beragama yang Rasional dan Humanis di Indonesia’ di Gedung Pusat Administrasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (17/5).

Yudha mengatakan kiai yang mengisi program-program bermisi dakwah pun kebanyakan kiai  instant yang tidak memiliki kadalaman ilmu dan intuisi. Sehingga posisinya pun sebenarnya hanya sebatas seperti selebritis/entertaint.

“Maka pertelevisian saat ini belum memiliki sumbangan yang berarti dalam ikut memotivasi dan mengembangan kehidupan beragama yang rasional dan humanis di kalangan masyarakat Indonesia,” tandas Yudha.

Lebih lanjut Yudha menyampaikan Indonesia sebenarnya kaya akademisi Islam dan ulama. Karena Indonesia memiiki banyak universitas Islam seperti UIN Sunan Kalijaga dan ribuan pondok pesantren yang setiap hari berdiskusi tentang bagaimana pemahaman agama yang rahmatan lil alamin.

Kalau saja lembaga-lembaga televisi itu mampu bersinergi dengan mereka, maka para kiai sungguhan  ini akan dapat menggeser posisi para ulama instant yang setiap hari muncul di televisi, menciptakan agama baru. Sehingga peran lembaga televisi dalam rangka mempromosikan kehidupan beragama yang rasional dan humanis juga akan semakin kelihatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement