Jumat 11 Mar 2011 14:29 WIB

Tak Terkejut, Yusril Merasa Sejak Lama Dimata-Matai

Rep: M Ikhsan Shiddieqy / Red: Didi Purwadi
Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Berita Utama halaman depan harian The Age menulis berita berdasarkan data kabel rahasia Kedubes Amerika Serikat di Jakarta. Data tersebut antara lain mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan intelijen Indonesia untuk memata-matai para pesaing politiknya. SBY setidaknya satu kali meminta jasa intelijen untuk memata-matai seorang menteri senior di dalam pemerintahannya.

Dalam tulisan tersebut, menteri senior yang dimaksud adalah mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra. Menanggapi berita itu, Yusril mengaku sama sekali tidak terkejut. "Karena, sejak lama saya memang merasakannya," ujar Yusril ketika dihubungi Republika pada Jumat (11/3).

Sejauh itu adalah pekerjaan intelijen, kata Yusril, maka sangat sulit untuk melacaknya. "Kalaulah memang apa yang saya rasakan benar, dan juga disebutkan dalam komunikasi rahasia Kedubes Amerika Serikat, maka apa yang dilakukan SBY terhadap saya, yang dalam hal ini apa yang dilakukan oleh Presiden terhadap Menteri Sekretaris Negara. memang patut disesalkan," katanya.

Yusril mengaku sebagai pendukung utama SBY untuk menjadi Presiden di 2004. Bahkan bersama-sama dengan Ketua Partai Demokrat Boedisantoso dan Jenderal Eddy Sudradjat (Ketua PKPI) adalah penandatangan pencalonan SBY menjadi Presiden untuk didaftarkan ke KPU.

Karena itu, Yusril tidak mengerti kalau dirinya dianggap sebagai rival dan harus dimatai-matai. "Sebagai sesama kawan dan sahabat dekat, saya kira langkah itu memang kurang etis," katanya.

Dalam pemberitaan The Age itu disebutkan pula bahwa Presiden meminta Hendarman Supandji untuk tidak melakukan pengusutan terhadap salah seorang politisi senior dari PDIP. Sementara Yusril diminta untuk dimata-matai.

"Saya kira ini berakhir dengan diberhentikannya dari kabinet," kata Yusril menegaskan. Yusril kira masalahnya sudah selesai sampai di situ, namun ini terus berlanjut. Orang-orang dekat Presiden SBY terus berpikir bahwa Yusril adalah rival politik sehingga kesalahan-kesalahan saya terus dicari-cari. Sampai Yusril dituduh korupsi Sisminbakum di akhir 2008.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement