Senin 28 Feb 2011 21:57 WIB

Wapres Minta Pejabat Teladani Sjafruddin

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Boediono mengatakan, Sjafruddin Prawiranegara harus diteladani oleh bangsa Indonesia, termasuk para pejabat pemerintah. Wapres menyebut Sjafruddin merupakan seorang yang memiliki integritas tinggi. Sjafruddin, kata Wapres, juga memiliki pandangan khusus soal ekonomi Islam.

"Sjafruddin seorang tokoh yang saya kira telah berikan suri teladan bagi kita semua. Beliau adalah putra terbaik bangsa, memberi sumbangsih luar biasa bagi bangsa," kata Wapres ketika memberi sambutan pada Peringatan Satu Abad Sjafruddin Prawiranegara di Gedung Bank Indonesia (BI), Senin (28/2).

Selain dihadiri Wapres, acara itu didatangi Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua Mahkamah Konstitusi M Mahfud MD, mantan Wapres Try Soetrisno, dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Sjafruddin Prawiranegara (1989-1989) merupakan Menteri Kemakmuran pada 1947, kemudian terjadi Agresi Militer Belanda II. Sjafruddin ditugaskan oleh Presiden Soekarno dan Wapres M Hatta membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Perintah itu diberikan karena Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan Belanda.

Sebelum menyampaikan sambutan, Wapres menerima dua buku biografi Sjafruddin dari Ketua Panitia Peringatan Sjafruddin Prawiranegara, AM Fatwa. Pimpinan lembaga negara juga mendapatkan buku biografi itu. Di sela-sela acara, panitia menayangkan film dokumenter yang menceritakan perjalanan Sjafruddin mendirikan PDRI.

Wapres juga menyinggung soal usulan pahlawan bagi Sjafruddin. "Kita serahkan kepada pemerintah untuk langkah-langkah seperti itu, namun penghargaan kepada beliau yang akan diterima dengan baik adalah bagaimana nilai-nilai luhur, pengalaman hidup, dan suri tauladan beliau kita amalkan, itu penghormatan terbesar," kata Wapres.

Wapres mengatakan, Sjafruddin merupakan seorang yang punya integritas dan kejujuran tinggi. "Memiliki keberanian moral menyampaikan yang benar itu benar dan yang salah itu salah," katanya. Wapres menyebut Sjafruddin sebagai seorang pragmatis rasional, tidak dogmatis dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Sementara, Ketua Panitia Peringatan Satu Abad Sjafruddin Prawiranegara, AM Fatwa mengatakan, dalam sejarah pengabdian kenegaraan, selain sebagai Ketua PDRI, Sjafruddin paling lama menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia. Jabatan kenegaraan lainnya yang pernah dijabat adalah Wakil Perdana Menteri dari Kabinet Hatta, Menteri Pertahanan, Menteri Penerangan dan Urusan Luar Negeri.

Acara peringatan di BI kali ini merupakan puncak kegiatan yang akan berlangsung selama lima bulan ke depan di Bukittinggi, Banda Aceh, Semarang, Serang, dan Jakarta.  Beberapa di antaranya adalah seminar pembentukan PDRI di Bukittinggi; seminar perjuangan daerah di Dewan Perwakilan Daerah (DPD); seminar ekonomi keuangan oleh beberapa Perguruan Tinggi; diskusi buku karya Sjafruddin di Serang; dan penerbitan buku dan pameran foto.

Semua proses seminar ini direncanakan akan ditulis menjadi sebuah buku yang rencananya diluncurkan Wapres di Sekretariat Wapres pada Juli 2011, selanjutnya buku tersebut oleh panitia akan diserahkan kepada Presiden dalam sebuah audiensi pada awal Agustus 2011. Fatwa mengatakan, dalam rangkaian acara akan diterbitkan perangko Satu Abad Sjafruddin Prawira negara oleh Menkominfo.

Putra Sjafruddin, Farid Prawinegara, mengatakan, ayahnya pernah berkata bahwa 'Saya hanya orang biasa'. Menurut Farid, sebagai anak, tentu akan senang jika Sjafruddin menjadi pahlawan, namun Farid tidak meminta gelar itu. "Ayah saya itu orang biasa, dia menyebut, dia hanya menjalankan tugas saja," ujar Farid.

Dalam kesempatan sama, Gubernur BI Darmin Nasution, mengatakan, Sjafruddin tidak bisa dipisahkan dari perkembangan ekonomi Indonesia. Sjafruddin pernah menjabat posisi penting di bidang keuangan dan moneter. Dua peristiwa penting adalah penerbitan Oeang Republik Indonesia (ORI) dan kebijakan moneter 'Gunting Sjafruddin' untuk mengatasi inflasi.

"Beliau sangat berhati-hati mengeluarkan kebijakan pemotongan uang yang ditandatanganinya sendiri," kata Darmin. Akibat pemotongan itu, kata Darmin, konon Sjafruddin pernah meminjam uang ke Kementerian Keuangan untuk menghidupi keluarga karena besaran gajinya menjadi setengah dari nilai sebelumnya akibat kebijakan Sjafruddin sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement