Senin 21 Feb 2011 15:46 WIB

Melonjak, Imigran Gelap Tujuan Australia Lewat NTT

Jenis perahu yang biasa digunakan para pencar suaka dan imigran gelap ke Australia
Foto: ABC News
Jenis perahu yang biasa digunakan para pencar suaka dan imigran gelap ke Australia

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Lalu lintas illegal imigran gelap melalui wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Australia dalam tiga tahun terakhir (2008-2010) meningkat drastis. Peningkatan sangat mencolok dibanding kasus menonjol lain seperti penambangan ilegal dan kasus penjualan manusia.

Jumlah ini dilihat dari jumlah imigran gelap yang diamankan pada 2008 tercatat sebanyak 52 orang meningkat 452 orang pada tahun 2010, kata Kapolda NTT Brigjen (Pol) Yorry Yance Worang, di Kupang, Senin (21/2).

Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dari semua kalangan, katanya ketika melakukan sharing pendapat dengan DPRD NTT di Kupang untuk membahas berbagai kasus di NTT. "Tahun 2009 jumlah imigran gelap meningkat dari 52 menjadi 172 orang dan pada 2010 meningkat lagi menjadi 452 orang serta hingga Februari 2011 sudah mencapai 98 orang," katanya.

Dia menjelaskan, dalam proses identifiasi, rata-rata para imigran gelap itu berasal dari negara Afganistan, Pakistan, Myanmar, India dan Irak dan negara Timur Tengah lainnya yang melakukan perjalan secara gelap.

Menurut Kapolda Yorry, umumnya para imigran gelap melaksanakan perjalanan tanpa dilengkapi dokumen. Pasalnya mereka ingin mencari suaka politik ke negara tujuan dan bermaksud mencari penghidupan yang lebih baik.

Kapolda Yorry mengatakan meningkatnya kasus imigran gelap melalui wilayah NTT karena letak provinsi kepulauan berbatasan langsung dengan negeri Kanguru. Lokasi itu memudahkan proses penyeberangan melalui wilayah perairan tersebut.

Menanggapi peningkatan kasus imigran gelap tersebut, Wakil Ketua Komosi A DPRD NTT Gabriel Beri Binna mengatakan meningkatnya kasus dan jumlah imigran gelap ke Australia melalui wilayah Perairan NTT, karena kelengahan petugas setempat dan masih rendahnya pemberian sanksi terhadap pelaku.

"Kalau hal ini terus terjadi, maka bukan tidak mungkin daerah NTT bakal menjadi sentral atau pusat lalu lintas imigran gelap dan bahkan kelak dapat saja dijadikan "tong sampah" imigran gelap perahu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement