Kamis 02 Sep 2010 23:47 WIB

Pertikaian dengan Malaysia, Menwa Mahakarta Minta SBY Tegas

Rep: Yoebal Ganesha/ Red: Endro Yuwanto
Malaysia-Indonesia
Malaysia-Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Sepuluh anggota resimen mahasiswa Mahakarta DI Yogyakarta mengadakan apel keprihatian di Titik Nol Yogyakarta, di depan istana kepresidenan Gedung Agung, Kamis siang (2/9).

Mereka menuntut Presiden SBY tegas dalam mensikapi segala bentuk pelanggaran kedaulatan dan pelecehan terhadap harga diri bangsa yang dilakukan oleh negara manapun, termasuk Malaysia.

''Sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa kita cinta damai. Namun kita lebih mencintai kemerdekaan dan kedaulatan,'' kata koordinator aksi ini, Hartono.

Para anggota Menwa ini beraksi membawa bendera merah putih dan bendera lambang kesatuan mereka. Dalam aksinya, mereka juga mengumandangkan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'.

Menurut Hartono, ia dapat mengerti sikap Presiden SBY, yang tercermin dalam pidatonya di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu malam. ''Presiden pasti punya pertimbangan-pertimbangan tersendiri dalam menghadapi permasalahan negara ini dengan Malaysia,'' tuturnya.

Tapi, kata Hartono, ke depan pemerintah perlu bersikap tegas terhadap Malaysia, apabila negara tetangga tersebut terbukti benar bermaksud mencaplok sebagian wilayah Indonesia.

Hartono juga mengatakan, pemerintah harus bersikap lebih tegas lagi dalam berdiplomasi untuk menyelesaikan sengketa perbatasan Indonesia-Malaysia.

Menwa Mahakarta pun menuntut agar delegasi Indonesia yang akan menghadiri perundingan perbatasan laut dengan Malaysia di Kinibalu paa 6 September depan tidak bersikap kompromi dalam mempertahankan setiap jengkal wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republika Indonesia.

Hartono setuju dengan sikap SBY bahwa penyelesaikan sengketa dengan masalah tak perlu dilakukan dengan perang. ''Perang adalah jalan terakhir,'' kata dia.

Menurut Hartono, Menwa juga meminta agar seluruh warga Indonesia dapat menahan diri dan tidak bersikap reaktif terhadap provokasi yang dilakukan dan untuk kepentingan kelompok tertentu, dengan memanfaatkan situasi kurang harmonisnya hubungan Indonesia-Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement