Jumat 30 Jul 2010 00:10 WIB

Infotainment Mestinya Lebih Mendidik

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Pengamat komunikasi dari Universitas Ekasakti (Unes) Padang, Sumartono, mengingatkan agar tayangan infotainment lebih mendidik sehingga berdampak positif bagi masyarakat. ''Konten infotainment yang cenderung membuka aib, menganggu privasi, dan menampilkan kehidupan artis yang glamour, selama ini tidak mendidik,'' kritiknya, Kamis (29/7).

Dekan FISIP Unes Padang itu mengatakan, para pengelola media sejatinya menyadari bahwa Indonesia menganut sistem pers bebas yang bertanggung jawab. Dalam liputan dan tayangannya, pers boleh-boleh saja bebas. Namun juga perlu diperhatikan sejauh mana efek informasi terhadap masyarakat.

''Ada hak masyarakat untuk mengetahui dan menyampaikan pendapat. Namun informasi yang disampaikan media kepada publik jangan sampai merendahkan dan merusak tatanan,'' kata penulis berbagai buku komunikasi itu.

Oleh sebab itu, pengelola media harus peduli dan bertanggung jawab terhadap informasi yang disampaikan kepada publik. Terkait fatwa MUI, Sumartono mendukung fatwa yang mengharamkan konten infotainment yang membuka aib dan menyiarkan informasi tidak patut dilihat dan didengar masyarakat itu. ''Itu merupakan wewenang MUI mengeluarkan fatwa,'' ujar penulis buku 'Cerdas Komunikasi Rahasia Hidup Sukses' itu.

Dalam teori modelling, kata dia, penonton atau khalayak akan cenderung meniru gaya, mode, asesoris, dan kebiasaan-kebiasaan selebritis yang menjadi idolanya. ''Contoh terbaru, kasus video mesum Ariel yang dilaporkan mendorong kasus perkosaan,'' sesalnya.

Karena itu, kata dia, tayangan infotainment semestinya difokuskan kepada pemberitaan positif tentang dunia selebriti. ''Cukup banyak artis yang sukses di bidang pendidikan, atau berprestasi di bidang lain. Kenapa ini tidak menjadi perhatian infotainment,'' cetusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement