Senin 11 Sep 2023 17:43 WIB

PDIP Klaim Partai Kiri, Pengamat: Sudah Bukan Partai Wong Cilik

Dalam praktiknya, PDIP justru berkoalisi dengan kelompok pemilik modal.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fernan Rahadi
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto membuka rapat kerja daerah (Rakerda) III Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Banten, di Gedung Serbaguna Megawati Soekarnoputri, Serang, Banteng, Ahad (10/9/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto membuka rapat kerja daerah (Rakerda) III Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Banten, di Gedung Serbaguna Megawati Soekarnoputri, Serang, Banteng, Ahad (10/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai klaim Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto jika partainya berhaluan kiri harus ditinjau ulang. Ujang menilai klaim Hasto menyebut PDIP sebagai partai yang progresif dan partai wong cilik kini telah bergeser.

Hal ini karena PDIP saat ini sudah menjadi partai penguasa dan diisi oleh jajaran elite mulai dari pengusaha danpemilik modal lainnya.

Baca Juga

"Jadi saya melihat dalam konteks itu patut dipertanyakan soal partai haluan kiri yang dianggap progresif itu. Ya mungkin dalam skala tertentu ada kadarnya progresivitas PDIP, tetapi dalam kadar yang lain PDIP menunjukan dia partai elite, bukan partai wong cilik lagi," ujar Ujang dalam keterangannya, Senin (11/9/2023).

Ujang menyebut, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini saat ini sudah menjadi partai penguasa yakni saat Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden ke-4 RI, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Indonesia selama dua periode.

Selain itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menilai, sebagai partai penguasa saat ini, PDIP tidak lagi menitikberatkan kepentingan-kepentingan masyarakat tetapi justru menguatkan kekuasaannya. Dalam praktiknya, PDIP justru berkoalisi dengan kelompok pemilik modal.

"Ketika sudah berkuasa banyak kepentingan-kepentingan masyarakat yang justru terlupakan, sehingga persoalan persoalan bangsa ini semakin menumpuk, semakin besar, semakin banyak, seperti utang dibiarkan, kasus Harun Masiku juga dibiarkan, masalah Batam hari ini yang bergejolak PDIP juga nggak ada komentarnya," ujarnya.

Karena itu, dia mempertanyakan klaim progresivitas tersebut saat ini. Alih-alih progresif, PDIP  justru menunjukan sikap agresifitas terhadap kepentingan masyarakat.

"(Keberpihakan rakyat) itu kan mesti diperjuangkan kalau identitas partai dianggap masih progresif. Ya saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan progresif dalam konteks PDIP hari ini atau berhaluan kiri seperti yang disampaikan Hasto. Saya melihatnya sudah jauh berubah PDIP hari ini," ujarnya.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengatakan pihaknya merupakan partai politik yang berhaluan kiri, karena memiliki sifat yang progresif. Hasto menjelaskan, dalam pengelompokan partai politik ada tiga jenis yaitu kanan, tengah, dan kiri. Meski PDIP berhaluan kiri, namun Hasto tak setuju mereka berideologi sosialis atau komunis melainkan bercermin progresivitas.

Cerminannya progresif. Progresif itu kiri, itu dalam konstelasi politik. Jadi kalau yang belajar dasar-dasar teori politik maka konfigurasi politik di manapun itu selalu right (kanan), centre (tengah), and left (kiri)," ujar Hasto dalam pembukaan Rakerda PDIP Banten di Kantor DPD PDIP Banten, Serang, Ahad (11/9/2023).

"Right itu adalah konservatif; tengah itu centre yang meramu catch all party, partai dengan target semua tanpa diferensiasi ideologis yang jelas; kalau yang kiri itu progresif, kiri itu bukan komunis bukan sosialis," katanya menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement