Rabu 30 Aug 2023 09:42 WIB

UIN Walisongo-IIAU Uzbekistan Bersinergi, Perkuat Program KKN Internasional

Kerja sama ini merupakan pertama kali dengan negara Asia Tengah.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
  Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq (kiri), dan Rektor International Islamic Academy of Uzbekistan, H E Mr Muzaffar Kamilov, menunjukkan dokumen perjanjian kerja sama yang telah mereka tanda tangani.
Foto: Dokumen
Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq (kiri), dan Rektor International Islamic Academy of Uzbekistan, H E Mr Muzaffar Kamilov, menunjukkan dokumen perjanjian kerja sama yang telah mereka tanda tangani.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sinergi dijalin oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dengan International Islamic Academy of Uzbekistan (IIAU) dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilaksanakan di Gedung Kedutaan Besar Uzbekistan untuk Indonesia, di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Hadir dalam penandatanganan MoU ini Penasihat Presiden Uzbekistan sekaligus Rektor IIAU, H E Mr Muzaffar Kamilov. Turut mendampingi Charge d’Affair Kedubes Uzbekistan di Indonesia, Mr Muzaffar Abuazimov, dan Pimpinan International Office IIAU, Mr Bakhodir Khujaev.

Sementara itu Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Imam Taufiq, didampingi oleh Ketua International Office, Nadiatus Salama, dan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo, Prof Ilyas Supena, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Dr M Arja Imroni, serta Dekan Fakultas Ushuludin dan Humaniora UIN Walisongo, Prof Hasyim Muhammad.

“Kerja sama ini merupakan pertama kali dengan negara Asia Tengah. Uzbekistan merupakan ‘Tanah Para Imam', seperti Imam Bukhari, Imam Naqsyabandi, Al Khawarizmi, dan para ulama Islam,” jelas Imam Taufiq.

Rektor juga menyampaikan, UIN Walisongo dan Uzbekistan memiliki kesamaan. Jika Uzbekistan merupakan tanah para imam, maka  UIN Walisongo ini merupakan Kampus Para Wali yang melakukan dakwah dan syiarnya di Indonesia.

Kerja sama ini sudah dilakukan pada zaman Walisongo dengan keberadaannya Maulana Malik Ibrahim As Samarakandi, yang memiliki pengaruh di Indonesia. Kajian tentang Walisongo juga sudah dimiliki UIN melalui Walisongo Center.

Kajian tentang studi Islam dan ziarah juga terdapat di UIN Walisongo. “Salah satunya adalah adanya jurusan Manajemen Haji dan Umroh serta Manajemen Dakwah yang mengkaji tentang Manajemen Pariwisata Islam,” lanjutnya.

Ke depan, lanjut Imam Taufiq, kerja sama tidak hanya tentang religious tourism tapi juga pengembangan halal tourism yang berfokus pada layanan tambahan pelaku usaha dan ekonomi kreatif agar sesuai dengan kategori halal.

Selain kajian tentang para wali, UIN Walisongo juga menjadi rujukan ilmu falak karena memiliki Planetarium UIN Walisongo yang merupakan planetarium terbesar se-Asia.

Termasuk pertukaran mahasiswa, visiting lecture, colaborative research, international community service atau KKN internasional dan colaboration peer review jurnal, hingga kolaborasi kepenulisan jurnal.

Saat ini, UIN Walisongo memiliki 72 mahasiswa asing yang berasal dari berbagai negara seperti Somalia, Thailand, Malaysia, Yaman, Kambodja, dan Nigeria. “Mereka tersebar diberbagai jurusan seperti Teknologi Informasi, PAI, PGMI, Psikologi, Gizi, dan Manajemen Dakwah,” jelas dia.

Rektor UIIA, Mr Muzaffar Kamilov dalam kesempatan ini menyampaikan, Indonesia memiliki hubungan sejarah yang erat dengan Uzbekistan, terutama diawali dari inisiasi dan jasa besar ditemukannya makam Imam Bukhori atas peran Presiden Sukarno.

Maka hubungan ini tidak boleh putus dan salah satu kerja sama yang bisa dilakukan adalah dengan pilgrimage tourism.

“Karena di Uzbekistan memiliki berbagai hal yaitu kerja sama yang destinasi ziarah seperti makam Imam Bukhari, Imam Maturidi, penelitian, training imam dan berbagai studi lain, dan colaborative peer review, KKN internasional, dan arsitektur Islam," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement