Rabu 30 Aug 2023 00:23 WIB

UB-Universiti Malaya Beri Pelatihan Pengelolaan Keuangan Pekerja Migran

Kegiatan dilakukan di salah satu shelter PMI di Kuala Lumpur.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
 Pelatihan life skill dan edukasi tentang pengelolaan keuangan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Foto: Dokumen
Pelatihan life skill dan edukasi tentang pengelolaan keuangan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuala Lumpur, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) Malang dan Universiti Malaya bersinergi melakukan pengabdian internasional. Keduanya memberikan pelatihan life skill dan edukasi tentang bagaimana cara mengelola keuangan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Ketua Pengabdian, Yeney Widya Prihatiningtias menyatakan, kegiatan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan edukasi para pekerja migran. Dengan demikian, mereka tidak terhimpit kemiskinan di masa mendatang setelah tidak lagi bekerja di luar negeri.

Adapun kegiatan pengabdian dilaksanakan di salah satu shelter Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kuala Lumpur, yaitu di kantor Ikatan Keluarga Madura (IKMA). Dosen Departemen Akuntansi (FEB) UB ini dalam kegiatan tersebut memaparkan isu pentingnya menabung dan berinvestasi untuk kepentingan masa depan.

Selain itu, Yeney juga memberikan gambaran berbagai masalah keuangan yang dihadapi oleh para pekerja migran. "Seperti kontrol yang lemah pada dana yang dikirim ke keluarga di Indonesia terkait dengan peruntukannya," katanya.

Ada pula jeratan pinjaman online (pinjol), serta mudahnya tertipu iming-iming penggandaan uang oleh dukun palsu yang berujung pada hilangnya nyawa. Hal-hal yang nampaknya sederhana ini bisa jadi merupakan isu penting yang selayaknya diketahui oleh mereka.

Sebab, mereka bisa saja selama ini hanya paham bagaimana mencari uang namun kurang berpengalaman dalam mengelola hasilnya. Selama acara berlangsung, terdapat pula beberapa pertanyaan menarik dari para peserta.

"Misalnya bagaimana cara menabung yang baik, cara berinvestasi yang paling efisien, serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan agar gaji bisa naik," jelas dia.

Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 30 peserta itu, kolaborator dari Universiti Malaya, Datin Izlin, memberikan materi bagaimana mengatur penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan agar tetap mencukupi. Datin juga menunjukkan hasil survei di Malaysia mengenai persentase pembagian biaya hidup dari kebutuhan primer, sekunder, sampai tersier.

Pada saat menunjukkan hasil survei, Datin menggunakan simulasi penghasilan kebutuhan sehari-hari seorang peserta bernama Agus (24 tahun) yang berpenghasilan sekitar 1.000 Ringgit Malaysia per bulannya.

Survei kemudian dicocokkan dengan simulasi dari belanja penghasilan yang menunjukkan bahwa hasil survei sesuai dengan bagaimana Agus menggunakan penghasilannya untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Mulai keperluan makan sampai kebutuhan hiburan dan membeli rokok.

Datlin mengatakan, kemampuan teknis dari pekerja migran harus selalu ditingkatkan dengan belajar secara terus menerus. Selain itu, kemampuan berkomunikasi juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya.

Perwakilan KBRI di Malaysia, Hermanto, mengapresiasi kedatangan tim dari UB dan Universiti Malaya yang menyelenggarakan kegiatan pengabdian di Tajhiz. Kegiatan-kegiatan semacam ini perlu lebih digalakkan lagi ke depannya agar dapat memberi manfaat ilmu dan pengalaman bagi para PMI.

Sebab, mereka sangat perlu pembinaan dan pelatihan secara informal agar dapat terus bertahan hidup di Malaysia. Tajhiz merupakan usaha pemulangan jenazah yang dilakukan oleh para pekerja migran dari Madura.

Salah satu pengelolanya bernama Shohenuddin yang membantu tim pengabdian internasional terhubung dengan IKMA. Usaha Tajhiz (pemulangan jenazah) ini telah dilakukan selama tujuh tahun.

Dari awal berdiri pada 2016 dan perannya semakin nampak semenjak era pandemi Covid-19, yakni 2020 - 2021. Kemudian berkembang pesat sampai saat ini.

Bisnis ini juga telah menjadi sebuah perseroan terbatas dengan nama usaha Tajhiz Service SDN. Bhd. Kemudian juga selalu bekerja sama serta berkoordinasi dengan KBRI.

Sementara itu, kolaborasi UB bersama Universiti Malaya sudah terjalin sejak 2022 melalui kerja sama pengembangan kurikulum di program studi sarjana akuntansi. Juga melalui kerja sama penelitian melalui hibah kolaborasi bersama universitas yang masuk di QS 100 World University Ranking.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement