REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Namun, banyak manusia tidak menyadari bahwa aib kesalahan yang pernah dilakukannya masih ditutupi oleh Allah SWT sehingga kehormatannya tidak jatuh. Jika Allah SWT berkehendak, dengan mudahnya Allah SWT menunjukan aib-aib hambanya sehingga diketahui banyak orang.
Oleh karena itu, seorang Muslim diajarkan untuk bersikap rendah hati (tawadhu). Tidak mencibir, menyumpahi, atau menghukumi orang lain yang berbuat kesalahan sebagai ahli neraka. Sebab, boleh jadi seseorang yang terlihat ahli maksiat pada siang hari, tetapi pada malam harinya ia mendapatkan hidayah dari Allah SWT dan meninggal husnul khotimah menjadi ahli surga.
Dan boleh jadi seseorang yang merasa dirinya mulia, terhormat, merasa tidak pernah melakukan dosa dan kesalahan justru ditampakkan oleh Allah SWT aib-aibnya pada masa lalu sebab tidak mau dirinya bertobat.
Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah SWT agar senantiasa Allah menutupi aib-aib diri yang lemah dilakukan dan agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Berikut doanya sebagaimana tertulis dalam kitab khulashoh fi adzkarin wa ad'iyatin waaridatin wa matsuratin yang disusun Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafidz.
اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا ، وَآمِنْ رَوْعَاتِنَا ، وَاكْفِنَا كُلَّ هَوْلٍ دُونَ الْجَنَّةِ ، وَارْزُقْنَا وَأَحْبَابَنَا أَبَدًا سَعَادَةَ الدَّارَيْنِ
Allahummastur 'aurotinaa, wa Aamiin rou'aatinaa, wakfina kulla haulin dunal Jannati, warzuqna abadan sa'aadatadaaroyni
Artinya: Ya Allah, tutupilah kekurangan, kesalahan kami dan lindungi kami dari ketakutan, lindungi kami dari setiap bahaya sampai kami memasuki surga. Dan berikan kami dan orang yang kami cintai semuanya kebahagiaan dunia ini dan akhirat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
