Kamis 13 Jul 2023 20:05 WIB

Sejumlah Orang Tua Siswa Laporkan Oknum Pengajar ke Polda Jabar

Laporan itu terkait dugaan penggelapan dana pendidikan sekolah anak di China.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
Sejumlah orang tua siswa melaporkan oknum pengajar lembaga pendidikan di Kota Bandung ke Polda Jawa Barat (Jabar) terkait dugaan penipuan dan penggelapan dana sekitar Rp 5 miliar, Kamis (13/7/2023).
Foto: Republika//M Fauzi Ridwan
Sejumlah orang tua siswa melaporkan oknum pengajar lembaga pendidikan di Kota Bandung ke Polda Jawa Barat (Jabar) terkait dugaan penipuan dan penggelapan dana sekitar Rp 5 miliar, Kamis (13/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Oknum pengajar lembaga pendidikan di Kota Bandung dilaporkan terkait dugaan penipuan dan penggelapan dana pendidikan ke Polda Jawa Barat (Jabar). Laporan tersebut disampaikan sejumlah orang tua siswa terkait program sekolah anak di China.

Total dana yang diduga digelapkan oleh oknum pengajar itu disebut sekitar Rp 5 miliar. Salah satu pelapor, Rosi mengaku sudah menyetorkan uang Rp 400 juta kepada oknum pengajar itu untuk dana pendidikan anaknya di China.

“Kita pertama diajak untuk program sekolah di China. Kita ini sistemnya deposit. Kita simpan uang di terduga (oknum pengajar), nanti keperluan anak kita diurus semua. Tapi, ternyata uang kita oleh terduga ini diselewengkan,” kata Rosi di Markas Polda Jabar, Kamis (13/7/2023).

Setelah menginterogasi oknum pengajar tersebut, menurut Rosi, dana yang sudah disetorkan disebut digunakan untuk keperluan siswa-siswa lain yang sudah bersekolah di Taiwan. Selain itu, oknum pengajar itu diduga menggunakan dana yang disetorkan orang tua untuk kebutuhan pribadi, seperti pinjaman dan judi bola.

Rosi mengaku tertarik mengikuti program yang ditawarkan oknum pengajar itu karena melihat banyak siswa yang dikirimkan sekolah ke China. Anak saudaranya pun ada yang diberangkatkan sekolah ke luar negeri melalui program yang ditawarkan oknum pengajar itu.

“Ada saudara saya sudah ada ikut program dia, dengan iming-iming agen ini bisa mengurus anak-anak kita, menjamin keamanannya selama di sana. Termasuk persiapan anak kita untuk sekolah, mulai dari bahasa dan pelajarannya agar bisa mengikuti standar di sana,” kata Rosi.

 

photo
Salah satu orang tua siswa menunjukkan bukti penyetoran dana saat melaporkan oknum pengajar ke Polda Jabar terkait dugaan penipuan dan penggelapan uang, Kamis (13/7/2023). - (Republika//M Fauzi Ridwan)

 

Rosi mengaku ingin anaknya sekolah SMA di China agar lebih mudah saat masuk kuliah di negara tersebut. Orang tua siswa lainnya, Thomas, mengungkap alasan serupa. “Harusnya anak kita itu masuk SMA di daerah Hangzhou, China, supaya kalau kita mau lanjut ke universitas bisa lebih mudah,” kata Thomas.

Menurut Thomas, oknum pengajar itu menawarkan program pendidikan ke China dan tur studi. Mei lalu, kata dia, ada orang tua yang anaknya dijanjikan akan diberangkatkan, tapi batal.

Thomas menyebut sudah ada sekitar 50 orang yang diduga menjadi korban dan penggelapan dana ini. “Total kerugian di data kami kurang lebih hampir Rp 5 miliar. Setiap korban berbeda-beda (jumlah dananya), tergantung kegiatannya tersebut yang ditawarkan,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement