Kamis 15 Jun 2023 16:12 WIB

Delegasi Universitas Indonesia Kenalkan Wakaf pada 100 Pelajar Malaysia

Partisipan dipandu untuk membuat dua perencanaan keuangan.

Fakultas Bisnis dan Manajemen Universiti Teknologi Mara Malaysia berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia menginisiasi program pengabdian masyarakat dengan mengadakan kelas edukasi terkait topik perencanaan keuangan Islam dan wakaf kepada pelajar SMK Puncak Alam, Malaysia, Rabu (7/6/2023) lalu.
Foto: dokpri
Fakultas Bisnis dan Manajemen Universiti Teknologi Mara Malaysia berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia menginisiasi program pengabdian masyarakat dengan mengadakan kelas edukasi terkait topik perencanaan keuangan Islam dan wakaf kepada pelajar SMK Puncak Alam, Malaysia, Rabu (7/6/2023) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SELANGOR -- Fakultas Bisnis dan Manajemen Universiti Teknologi Mara Malaysia berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia menginisiasi program pengabdian masyarakat dengan mengadakan kelas edukasi terkait topik perencanaan keuangan Islam dan wakaf kepada pelajar SMK Puncak Alam, Malaysia, Rabu (7/6/2023) lalu. Program ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan literasi keuangan syariah dan juga mengenalkan wakaf sebagai instrumen keuangan syariah. 

Pemaparan materi dilakukan oleh dosen program studi Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas sekaligus pendiri dari Waqf Center for Indonesian Development and Studies (WaCIDS), dr Lisa Listiana. Dalam paparannya, Lisa menyampaikan wakaf dapat membangun jejak abadi (legacy) seseorang untuk memberikan manfaat dan kebaikan yang terus mengalir.

Ia pun menceritakan kisah Usman bin Affan dan Umar bin Khattab yang memberikan aset yang dimiliki sebagai wakaf sehingga manfaatnya masih bisa dirasakan oleh generasi yang hidup 1.400 tahun kemudian. Kisah inspirasi dari wakif di Malaysia bernama Ahmad Dawjee Dadabhoy dan wakif di Singapura bernama Syed Muhammad Alsagoff juga menjadi bukti nyata kebaikan wakaf. Lisa juga menyampaikan bahwa variasi aset dan pengelolaan wakaf dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan umat. 

"Selain berorientasi manfaat ekonomi dan sosial, saat ini juga muncul gerakan green waqf (wakaf hijau) yang dapat turut berkontribusi menjaga lingkungan dan keseimbangan alam," kata Lisa dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (15/6/2023).

Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang pelajar dari SMK Puncak Alam, Malaysia. Rangkaian kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai perencanaan keuangan Islam dan wakaf, kemudian dilanjutkan dengan games dan kuis yang difasilitasi oleh empat delegasi mahasiswa FEB Universitas Indonesia. Kegiatan ini memberikan kesempatan langsung kepada para pelajar dari SMK Puncak Alam untuk membuat perencanaan keuangannya sendiri. 

Partisipan dipandu untuk membuat dua perencanaan keuangan. Yang pertama adalah perencanaan keuangan secara umum dan yang kedua adalah dengan memasukkan unsur sedekah sebagai salah satu instrumen untuk berbagi. Hasil pembuatan perencanaan keuangan tersebut menunjukkan bahwa partisipan mengalokasikan sebagian dananya ke dalam instrumen wakaf. Melalui kegiatan ini, diharapkan para pemuda dapat dengan mudah memulai perencanaan keuangan yang sesuai dengan prinsip dan nilai Islam sejak dini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement