Rabu 31 May 2023 23:30 WIB

Optimalkan Fungsi Trotoar, Selter Bus Terbengkalai di Bandung akan Dibongkar

Dishub Kota Bandung diminta mendata selter bus yang akan dibongkar.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna ingin mengoptimalkan fungsi trotoar. Salah satu caranya dengan membongkar selter-selter bus yang terbengkalai atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung diminta untuk mendatanya. “Saya sudah perintahkan Dishub, mana-mana saja yang tahun ini harus dibongkar,” kata Ema, saat meninjau kegiatan pemeliharaan trotoar di sekitar Taman Pramuka, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/5/2023).

Baca Juga

Ema juga meminta penataan prasarana di trotoar, sehingga sarana tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pejalan kaki. Seperti penataan blumbak atau area untuk bagian pangkal pohon. 

“Bukan hanya selter, blumbak yang tidak disesuaikan dengan aspek ruang juga akan kita rombak dan yang melanggar juga akan terus kita tertibkan,” kata Ema.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi mengaku sudah berkoordinasi dengan Dishub terkait penataan selter, bollard atau pembatas trotoar dan jalan, juga blumbak. “Tapi memang tidak bisa sekaligus, satu per satu. Ketemu, perbaiki. Ketemu, perbaiki, begitu,” kata Didi.

Selter tematik

Terkait selter bus, Ema mengaku meminta Dishub Kota Bandung untuk menyiapkan pembangunan fasilitas tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan ruang. “Dishub sudah diberikan anggaran tambahan untuk pembangunan selter,” kata Ema.

Menurut Ema, selter bisa didesain secara tematik. Dengan begitu, ia meyakini dapat turut menunjang estetika kota. 

Ema mengatakan, untuk pembangunan satu selter dibutuhkan anggaran sekitar Rp 150 juta-170 juta. Ia menilai, nominal ini tersebut masih tergolong terjangkau, apalagi jika dibandingkan dengan nilai kebermanfaatan dan estetika kota yang akan didapatkan. 

“Semua harus by design, jadi sifatnya tematik. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan dan ruang yang ada. Kalau ini sudah hadir, maka akan memberikan penguatan kepada aspek keindahan dan estetika kota dan juga kenyamanan,” ujar Ema.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement