Kamis 04 May 2023 18:28 WIB

Dua Anak Ahmad Dhani Gabung Gerindra, Pengamat: Manuver Politik Strategis

Keterlibatan selebritas dalam ranah politik khususnya jelang Pemilu bukan hal baru.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Musisi Ahmad Dhani (kedua kiri) didampingi istrinya Mulan Jameela (kiri) dan anaknya Abdul Qodir Jaelani (ketiga kiri), Ahmad Al Ghazali (kanan) dan Ahmad El Jallaludin Rumi (belakang kanan) menaiki mobil unimog saat meninggalkan Lembaga Permasyarakatan kelas I Cipinang di Jakarta, Senin (30/12/2019).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Musisi Ahmad Dhani (kedua kiri) didampingi istrinya Mulan Jameela (kiri) dan anaknya Abdul Qodir Jaelani (ketiga kiri), Ahmad Al Ghazali (kanan) dan Ahmad El Jallaludin Rumi (belakang kanan) menaiki mobil unimog saat meninggalkan Lembaga Permasyarakatan kelas I Cipinang di Jakarta, Senin (30/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Hari Fitrianto menanggapi bergabungnya dua putra musisi Ahmad Dhani, Al dan El, ke dalam bagian dari Partai Gerindra. Hari menyebut, fenomena masuknya kalangan selebritas ke ranah politik menjelang Pemilu merupakan hal yang wajar. Apalagi, sistem demokrasi Indonesia tidak melarang hal tersebut.

"Saya rasa wajar (Al dan El gabung Gerindra) karena memang sistem demokrasi kita memperbolehkan," kata Hari, Kamis (4/5/2203).

Hari mengatakan, keterlibatan selebritas dalam ranah politik khususnya menjelang Pemilu bukan merupakan fenomena baru. Dalam sejarah Pemilu Indonesia, manuver-manuver politik semacam ini sudah sering terjadi.

"Kita lihat misalnya pada masa Orde Baru, Rhoma Irama sempat menjadi jubir PPP. Saat itu, suara yang diperoleh partai tersebut terbilang signifikan. Bahkan, Partai Golkar sebagai kekuatan utama Orde Baru sampai melakukan pendekatan ke Rhoma agar mau bergabung ke Golkar," ujarnya.

Berlanjut di era Presiden SBY dan Joko Widodo, keterlibatan para selebritas sebagai pendulang suara juga semakin terlihat. Bahkan, band sekaliber Slank secara terang-terangan menyatakan dukungannya pada Joko Widodo yang saat itu masih menjadi calon presiden.

Hari mengungkapkan, dalam mekanisme kampanye, terdapat istilah vote getter, yaitu pihak-pihak yang mampu menarik pemilih dengan tujuan meningkatkan suara kandidat yang diusung. Dalam hal ini, kehadiran selebritas seperti Al dan El merupakan vote getter bagi Partai Gerindra.

Selain itu, kehadiran keduanya juga sekaligus menjadi jembatan bagi Prabowo dan Gerindra untuk terhubung dengan pemilih pemula yang berasal dari kalangan generasi Y (milenial) dan generasi Z. Menhingat Prabowo memiliki jarak yang begitu lebar dengan pemilih pemula dari generasi milenial ataupun generasi Z.

"Oleh karena itu, Prabowo butuh jembatan untuk menghubungkannya dengan anak-anak muda, pemilih pemula. Saya kira ini adalah manuver politik yang strategis," ujarnya.

Meski dinilai sebagai langkah strategis, tetapi kehadiran selebritas di ranah politik ini sempat mengundang pro-kontra di kalangan warganet. Lantaran, mereka dinilai tidak cukup memiliki kapabilitas sebagai seorang politikus Hari beranggapan, partisipasi selebritas pada ruang politik ini merupakan hal yang sah.

Menurut dia, siapa saja yang mau berkomitmen memberikan waktu, pengabdian, dan gagasannya pada partai politik, maka berhak untuk terjun dan mengambil peran. "Saya rasa mereka berhak. Urusan kapabilitas nanti di dalam juga akan ada bimbingan teknis, workshop, dan lain-lain," kata Hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement