Kamis 30 Mar 2023 17:10 WIB

Atasi Klitih, Akar Masalah Sosial Dinilai Juga Perlu Diatasi 

Angka kemiskinan 11,04 persen, pengangguran terbuka 4,06 persen, & gini ratio 0,439.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
5 Faktor Penyebab Klitih di DIY
Foto: republika.co.id
5 Faktor Penyebab Klitih di DIY

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menyebut bahwa akar masalah sosial di DIY perlu diatasi serius oleh pemerintah daerah (pemda). Masalah sosial ini juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kejahatan jalanan.

"Adanya fenomena aksi kekerasan jalanan oleh anak-anak remaja, ini harus jadi perhatian orang tua lebih serius. Tapi bagaimana bisa berjalan kalau orang tua ada dalam situasi kemiskinan dan alami kesenjangan pendapatan? Ini butuh solusi kebijakan pemda,” kata Eko, Rabu (30/3/2023).

Eko menjelaskan, masalah kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan masih menjadi pekerjaan rumah bagi DIY hingga saat ini. Angka kemiskinan 11,04 persen, pengangguran terbuka 4,06 persen, lalu gini ratio (kesenjangan) angkanya mencapai 0,439.

"Ini pekerjaan rumah yang butuh diselesaikan secara dengan solusi kebijakan pembangunan yang tepat," ujar Eko.

Lebih lanjut, Eko juga menyebut bahwa regulasi dalam bentuk peraturan daerah (perda) seperti Perda DIY Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan, dan Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang Ketertiban Umum yang didalamnya mengatur tertib pendidikan, juga menjadi sangat strategis untuk menjalankan pendidikan karakter bagi anak dan remaja.

Penyelesaian beragam masalah yang ada, menurut Eko membutuhkan konsolidasi antar lembaga, juga termasuk konsolidasi regulasi yang telah ada. Sosialisasi peraturan dan kerja sama antar lembaga, seperti institusi pendidikan formal dengan keluarga juga penting untuk terus dibangun, termasuk penanaman pendidikan karakter bagi anak maupun remaja.

Hal ini bisa menjadi solusi kebijakan untuk mengatasi fenomena melemahnya nilai-nilai budaya yang hilang, atau terkikisnya kearifan lokal di tengah masyarakat. "Secara formal pendidikan karakter bisa dijalankan di sekolah agar siswa punya prestasi. Ada transformasi digital, budaya teknologi informasi yang baru, perlu juga diajarkan kepada anak dan remaja. Upaya bangkit kan lagi kearifan lokal penting,” tambahnya.

"Perlu juga bangun lebih banyak ruang terbuka hijau dan upayakan fasilitasi kebijakan yang bisa lebih bahagiakan rakyat. Khusus bagi pelaku kejahatan jelas butuh langkah penegakkan hukum dan rehabilitasi," lanjut Eko.

Pengamat Sosial Universitas Gadjah Mada (UGM), Hempri Suyatna juga menyebut sebelumnya bahwa untuk mengatasi fenomena kejahatan jalanan di DIY ini harus dari akar masalahnya. Hampri menuturkan, banyak akar masalah yang menyebabkan terjadinya kejahatan jalanan, salah satunya yakni faktor keluarga.

“Saya kira memang dalam proses-proses penyelesaian (kejahatan jalanan) tidak melihat itu dari sisi akar masalahnya. Kalau kita diskusi tentang ini kan akar masalahnya banyak, misalnya dari sisi kontrol orang tua juga salah satu soal akar masalah,” kata Hempri kepada Republika, Selasa (28/3/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement