Senin 13 Mar 2023 15:10 WIB

Warga DIY Diminta Panen Air Hujan Hadapi Musim Kemarau

Upaya memanen air hujan dengan menampungnya di tandon-tandon air.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Musim kemarau. Ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Musim kemarau. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengimbau masyarakat untuk memanen air sebelum masuknya musim kemarau. Hal ini disampaikan Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto, mengingat musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih kering dari tahun sebelumnya.

BMKG telah memprediksi musim kemarau khususnya di wilayah DIY akan dimulai pada April dasarian II 2023. Dengan begitu, saat ini merupakan masa peralihan musim dari hujan ke musim kemarau.

"Di musim pancaroba yang masih ada hujan saat ini, sebenarnya menjadi sarana kita untuk memanen air hujan," kata Lilik kepada Republika, Senin (13/3/2023).  Ia menuturkan sebagian daerah di Kabupaten Gunungkidul, Kulonprogo, dan Sleman rawan kekeringan saat musim kemarau.

Untuk itu, warga khususnya yang tinggal di kawasan rawan tersebut diminta untuk memanen air hujan dalam rangka mengantisipasi potensi kekeringan yang dapat terjadi nantinya. "Sehingga, pada saat musim kemarau besok kita tidak kekurangan air," ujarnya.

Dijelaskan, untuk skala rumah tangga, warga dapat memanen air hujan dengan menampungnya di tandon-tandon air.  Adapun untuk skala besar, di beberapa daerah juga sudah dibangun embung untuk menampung air hujan.

"Di skala rumah, memanen air hujan itu bisa dengan membuat tandon-tandon air. Kalau skala besar, memang pemerintah bisa memikirkan dengan embung-embung itu untuk memanen hujan. Itu (memanen air hujan) pada saat musim hujan bisa mengurangi banjir, dan pada saat kemarau bisa mengurangi kekeringan," jelas dia.

Selain itu, pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau saat ini, masyarakat juga diminta waspada terhadap cuaca ekstrem. Terutama saat terjadi hujan, yang mana dapat disertai dengan angin kencang.

"Saat pancaroba biasanya panas, kemudian tiba-tiba hujan lebat dan ini perlu diwaspadai. Biasanya sering terjadi angin kencang, dan ini tentunya saya selalu menyampaikan kalau masih punya pohon-pohon yang terlalu rimbun di dekat rumah atau fasilitas umum, mohon untuk dikurangi," tambah Lilik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement