Sabtu 11 Mar 2023 05:56 WIB

Ini Doa yang Dibaca Umar bin Khattab agar Diberikan Husnul Khatimah

Umar bin Khattab ditikam saat melaksanakan sholat subuh

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Umar Ibnul Khattab (ilustrasi). Umar bin Khattab ditikam saat melaksanakan sholat subuh
Umar Ibnul Khattab (ilustrasi). Umar bin Khattab ditikam saat melaksanakan sholat subuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umar bin Khattab memimpin umat Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW dan Abu Bakar Asshidiq. Dalam catatan sejarah, Umar menjadi Amirul Mukminin selama sepuluh tahun atau pada 634 Hijriyah sampai dengan 644 Hijriyah. 

Selama itu pula, Umar mampu memperluas kekuasaan Islam. Di bawah kepemimpinannya, pasukan Muslim mampu menaklukan Mesopotamia, Persia, dan Byzantium Romawi. 

Baca Juga

Kesalehan individu dan kesalehan sosial Umar bin Khattab pun banyak diceritakan para ulama dalam berbagai literatur Islam klasik. 

Umar adalah pemimpin yang adil dalam memutuskan hukum dan membuat kebiajkan. Dia juga gemar menyantuni kaum fuqara dan anak yatim.  

Dia adalah pemimpin yang sering mengamalkan puasa sunnah, membaca Alquran, dan  qiyamullail. Umar wafat pada umur 60 atau 61 tahun. Ada sebuah doa yang dipanjatkan Umar bin Khattab menjelang kematiannya.  

Umar memohon kepada Allah SWT agar diwafatkan dalam  keadaan husnul khatimah tidak melalaikan perintah Allah SWT dan tidak juga gagal melakukan kebaikan dengan mengurangi amal.  

Doa tersebut dapat ditemukan pada kitab at-Tadzkirah karya al Imam Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh Al Anshari Al Khazraji, Al Andalusi, al Qurthubi atau dikenal dengan sebutan Imam Qurtubi  pada Babu Jawaazi Tamanni al- Mauti wa Addu'ai bihi Khoufa Dzahabi al-Din (Bab bolehnya mengharap kematian karena takut kehilangan agama atau jatuh pada kemurtadan). Berikut redaksi doa Umar bin Khattab:

اللَّهُمَّ قَدْ ضَعَّفْتُ قُوَّتِي وَكَبَّرْتُ سِنِّي وَانْتَشَرْتُ رَعِيَّتِي فَاقْبِضْنِي إِلَيْكِ غَيْرَ مُضَيِّعٍ وَلَا مُقَصِّرٍ 

Allahuma qod dho'aftu quwatiy wa kabbirtu sinniy wantasyartu ro'iyyati faqbidhniy ilaiki ghoiro mudhoyi'i wa laa muqosiriy 

"Ya Allah, kekuatanku telah melemah. Usiaku telah bertambah tua, dan rakyatku telah menyebar. Maka bawalah aku padaMu tanpa menjadi orang lalai dan gagal,"

Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah

Tak lebih dari sebulan setelah doa itu dipanjatkan, Umar bin Khattab wafat. Di pengujung hayatnya, Umar ditikam seorang Majusi yakni Abu Lulu'a Fairus bediri dan sholat Subuh bersama Umar. Dengan pisaunya dia menikam Umar bin Khatab sebanyak enam kali salah satunya di bawah pusarnya. Umar kemudian dibawa ke rumahnya dalam kondisi darah mengalir dan tak sadarkan diri. 

Para sahabat kemudian membangunkan umar dengan mengingatkan padanya waktu sholat. Seketika Umar pun terbangun dan mengerjakan sholat. Dia lalu menanyakan siapa yang menikamnya. 

Para sahabat menjawab bahwa Abu Lulu'a bin Mughirah bin Shubah yang telah melakukannya. Umar pun bersyukur kepada Allah SWT kematiannya tidak di tangan orang yang beriman.  Dalam sejumlah riwayat disebutkan bahwa jelang wafatnya, Umar  meminta pada izin pada Aisyah agar dirinya dapat dimakamkan di samping Rasulullah SAW. Aisyah pun mengabulkan permintaan Umar bin Khattab. Setelah itu Umar wafat.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement