Selasa 17 Jan 2023 06:21 WIB

Pemkot Sukabumi Bantu Pemulangan Jenazah Pekerja Migran dari Korea Selatan

Berdasarkan diagnosis dokter, pekerja migran asal Sukabumi itu sakit tumor otak.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Irfan Fitrat
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Foto: istimewa
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Pekerja migran asal Kota Sukabumi, Andra Anriana (37 tahun), dikabarkan meninggal dunia di Korea Selatan. Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi, bersama berbagai pihak terkait, membantu pemulangan jenazah agar bisa dimakamkan keluarganya di Sukabumi.

Andra dikabarkan sakit dan sempat menjalani perawatan sebelum meninggal dunia di Korea Selatan. “Kami memproses kepulangan PMI (pekerja migran Indonesia) yang bekerja di Korea dan meninggal di sana,” ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Jenazah almarhum tiba di Sukabumi pada Ahad (15/1/2023) dini hari dan paginya langsung dimakamkan. Pada Senin (16/1/2023), Fahmi mendatangi rumah duka di kawasan Gang Arjuna, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Fahmi mendampingi pihak BPJS Ketenagakerjaan yang menyalurkan santunan senilai Rp 85 juta kepada keluarga almarhum.

Bibi almarhum, Euis Hidayati (51), menjelaskan, sebelum berangkat untuk bekerja di Korea Selatan, Andra melakukan pemeriksaan kesehatan sebanyak tiga kali dan dinyatakan lulus. Namun, setelah dua bulan di sana, Andra disebut mengeluhkan sakit pada bagian kepala, seperti ditusuk.

Andra kemudian berobat ke klinik dan diberi obat. Ia mengambil cuti satu pekan. Namun, menurut Euis, keponakannya itu mengalami penurunan kesehatan. Kondisi Andra dilaporkan oleh teman sekamarnya kepada manajer. Andra lantas dibawa ke rumah sakit umum. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit khusus kanker karena berdasarkan hasil diagnosis dokter Andra sakit tumor otak dan mesti menjalani operasi.

“Pihak rumah sakit, KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Korea, dan Kemenaker (Kementerian Ketenagakerjaan), serta keluarga menyatakan kesanggupan menyetujui operasi, dengan konsekuensi hasilnya,” ujar Euis. 

Menurut Euis, setelah operasi dan tumor diangkat, keponakannya itu bergantung pada ventilator dan obat jantung dosis tinggi. Akhirnya, kata Euis, keluarga mengambil keputusan melepas ventilator dan obat jantung, dengan konsekuensi Andra meninggal dunia.

Euis, mewakili keluarga, menyampaikan terima kasih kepada aparat mulai dari tingkat wilayah, kecamatan, pemkot, KBRI, dan berbagai pihak lainnya yang memberikan bantuan. “Keluarga menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak dalam pemulangan almarhum ke Indonesia dan perhatian lainnya,” ujar Euis. 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement