Ahad 08 Jan 2023 16:22 WIB

Volume Produksi Penggilingan Padi Klaten Turun Terdampak Cuaca

Proses pengeringan padi secara manual menjadi lebih lama.

Warga menjemur gabah di tempat penggilingan padi (ilustrasi)
Foto: Anis Efizudin/Antara
Warga menjemur gabah di tempat penggilingan padi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Volume produksi di tingkat penggilingan padi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengalami penurunan. Salah satunya akibat intensitas hujan yang tinggi.

"Karena cuaca tidak menentu, kadang panas dan kadang hujan, berakibat tanaman kurang sehat, biji kurang maksimal pengisiannya," kata pemilik UD Raja Tani Hafid Rohmat Mustofa di Klaten, Jawa Tengah, Ahad (8/1/2023).

Akibat kondisi tersebut terjadi penurunan jumlah susut dari gabah basah ke beras. Jika biasanya jumlah susut di kisaran 50-60 persen, untuk saat ini hanya di kisaran 40-50 persen. "Kalau yang gapuk kan hanya jadi sekam," jelas dia.

Selain akibat hujan, menurutnya, penurunan volume penggilingan karena saat ini belum memasuki musim panen raya. Oleh karena itu, kondisi tersebut berdampak pada kenaikan harga jual beras di tingkat penggilingan.

 

Untuk beras jenis C4 mengalami kenaikan harga dari Rp 9.000-10 ribu menjadi Rp 11 ribu per kg, beras Rojo Lele naik dari Rp 11.500 menjadi Rp 13 ribu per kg, dan Mentik Wangi dari Rp 11 ribu menjadi Rp 13 ribu per kg.

"Tapi, ini barangnya kosong semua, kecuali C4, di penggilingan tinggal C4. Sekarang volume penggilingan per hari juga hanya 1-2 ton, kalau biasanya bisa sampai empat ton," katanya.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Tani Makmur, Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Harjono mengatakan akibat tingginya intensitas hujan, saat ini proses pengeringan padi secara manual menjadi lebih lama. "Sekarang proses pengeringan empat hari, biasanya 1-2 hari," kata dia.

Selain itu, dikatakannya, kualitas beras juga turun. Jika biasanya usai melewati proses pengeringan padi warna beras putih bersih, saat ini banyak yang kusam. "Ada hitam-hitamnya, tingkat kerusakannya lebih tinggi. Kalau telat dijemur butir kuningnya lebih banyak," ujarnya.

Meski demikian, lanjutnya, saat ini harga gabah di tingkat petani masih sama, yakni di kisaran Rp 5.300 per kg untuk gabah kering panen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement