Selasa 03 Jan 2023 16:19 WIB

Dapur Umum Masih Disiagakan di 42 Titik Meski Banjir Mulai Surut

Masih banyak permintaan logistik kebutuhan harian dari warga.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Warga mengungsi karena banjir di Masjid Jami Baitul Mannan, Kelurahan Trimulyo, Genuk, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/12/2023). Banjir di Kelurahan Trimulyo sudah memasuki hari ke-4, sebagian warga masih mengungsi di Masjid Jami Baitul Mannan. Ketinggian air masih di kisaran 40-60 centimeter. Imbas banjir ini sekolah terpaksa diliburkan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga mengungsi karena banjir di Masjid Jami Baitul Mannan, Kelurahan Trimulyo, Genuk, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/12/2023). Banjir di Kelurahan Trimulyo sudah memasuki hari ke-4, sebagian warga masih mengungsi di Masjid Jami Baitul Mannan. Ketinggian air masih di kisaran 40-60 centimeter. Imbas banjir ini sekolah terpaksa diliburkan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kendati banjir di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah, berangsur surut dan warga mulai kembali ke rumah masing-masing, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tetap menyiagakan dapur umum di sejumlah kecamatan terdampak genangan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Izwar Aminuddin mengungkapkan, sampai Selasa (3/1/2023) sore, genangan banjir di sejumlah wilayah yang ada di Kota Semarang berangsur-angsur surut.

“Sampai sore ini, pukul 14.45 WIB, kami telah berkeliling dan wilayah yang masih tergenang hanya Kecamatan Genuk dan sebagian kecil Kecamatan Pedurungan,” ungkapnya.

Khusus di wilayah Kecamatan Genuk, jelas Iswar, kawasan yang yang genangannya masih lumayan tinggi di lingkungan Trimulyo dan di Kecamatan Pedurungan ada di Muktiharjo Kidul.

Secara geografis, kedua wilayah yang masih tergenang ini sudah mendekati kawasan hilir semua atau dekat dengan catchment (tangkapan) pompa air yang ada Kali Tenggang dan Kali Sringin.

Untuk wilayah Muktiharjo Kidul ketinggian genangan banjir relatif lebih rendah, sedangkan di kawasan Trimulyo genangan air sampai saat ini masih mencapai 50 centimeter. "Tetapi luas genangan sudah banyak berkurang,” jelasnya.

Secara umum, lanjut plt kepala BPBD Kota Semarang ini, seluruh pompa berfungsi dan dioperasionalkan secara optimal, sehingga genangan yang tadi pagi masih tinggi sekarang sudah mulai surut.

Genangan tertinggi di lingkungan Trimulya masih ada di kawasan industri dekat Kali Tenggang. “Itu tadi saat kami meninjau ke lokasi, kalau sekarang mungkin sudah turun di ketinggian sekitar 40 cm,” tambahnya.

Iswar Aminuddin juga menyampaikan, untuk penanganan darurat sudah tidak ada lagi di lapangan. Dengan surutnya genangan di sejumlah tempat, warga juga sudah kembali ke rumah masing-masing.

Di kawasan yang masih terdampak banjir, posko penanganan banjir dapur umum masih tetap disiapkan untuk masyarakat. Hal ini untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan logistik harian warga yang baru kembali dari pengungsian.

Karena sampai dengan hari ini masih banyak permintaan logistik kebutuhan harian dari warga. Misalnya bahan kebutuhan pokok (sembako) untuk dimasak sendiri.

“Artinya, kalau warga sudah bisa masak sendiri berarti dapur dan beberapa aktivitas di rumah sudah dapat mereka lakukan,” tambahnya.

Dapur umum masih disiagakan oleh Pemkot Semarang di 42 titik. Sehingga sewaktu-waktu ada warga yang membutuhkan layanan dapur umum tetap bisa terlayani.

Begitu halnya posko-posko penanganan banjir yang ada di kantor kelurahan maupun posko di kantor kecamatan juga masih disiagakan. “Karena pertimbangan cuaca yang belum sepenuhnya bersahabat,” tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement