Senin 02 Jan 2023 17:12 WIB

Lahan Sawah Terancam Susut Dampak Tol? Ini Penjelasan DPKPP Klaten

Luas lahan yang ditanami padi di Klaten ada 31 ribuan hektare.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Peternak menggembalakan bebek petelur di area persawahan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Peternak menggembalakan bebek petelur di area persawahan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memberikan penjelasan soal wacana dari dampak pembangunan Tol Lingkar Selatan sebagai proyek strategis nasional (PSN).

Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti mengatakan, dari informasi yang ia terima ada sekitar 39 hektare lahan sawah yang akan digunakan untuk calon lokasi Tol Lingkar Selatan. "Informasi dari tim sosialisasi awal ada 39 hektare dari lahan sawah yang ada untuk calon lokasi lingkar selatan tapi belum ditetapkan. Jadi kemarin kami informasikan bahwa hampir sebagian besar adalah lahan persawahan saat rapat," kata Widi saat dihubungi, Senin (2/1/2023).

Disinggung soal dampak berkurangnya lahan sawah pada produksi padi, Widi menjelaskan kemungkinan akan berkurang sekitar 330 ton secara beras per tahunnya. Namun, pihaknya mengatakan masih akan menghitung kembali dampak dari berkurangnya lahan sawah tersebut.

"Kurang lebih gabah kering kalau disetarakan dengan beras sekitar 330 ton setiap tahunnya. Itu produksi per tahun untuk sekitar 30 hektare itu segitu. Tapi nanti dampaknya akan kita hitung sejauh mana dan solusinya akan kita hitung kalau sudah pasti, jangan sampai kita hiruk pikuk," terangnya.

Selain itu, ditanya soal luas lahan yang ditanami padi di Klaten ia mengatakan ada 31 ribuan hektare. Sedangkan luas tanamnya hampir hampir 73 ribu hektare.

"Kalau setahun ada yang dua kali panen, ada yang tiga kali panen, seperti di daerah utara dari Delanggu, Polanharjo, Wonosari daerah padi dengan Indeks Pertanaman (IP) yang cukup rata-rata dua dan tiga," katanya

Pihaknya juga mengaku belum tahu lokasi pasti dari pembangunan Tol Lingkar Selatan tersebut. Apakah calon tanah yang digunakan tersebut masuk ke dalam Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan KP2B.

"Untuk lahan ini calon Tol Lingkar Selatan ini cek dulu apakah masuk di zona hijau atau kuning karena kita belum tahu lokasinya sehingga kita belum tahu secara detail sebetulnya lokasi sawah itu apakah itu di lahan hijau atau di lahan kuning jadi kita cek dulu," terangnya.

Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani menolak dibangunnya tol Lingkar Selatan tersebut. Pasalnya pembangunan tersebut mengurangi lahan pertanian.

"Saya tidak setuju, kan rencananya tol PSN yang rencananya dibangun ini sudah menggunakan sawah lestari. Kan mengurangi sawah pertanian lagi, kasihan anak cucu kitalah, nanti mau makan apa kalau sawah pertaniannya dipakai untuk tol terus," katanya.

Ia mengatakan daripada membangun tol tersebut, lebih baik memperluas jalan yang sudah ada. "Jadi jalur yang sudah ada diperlebar saja wis begitu saja, diperbaiki saja, jangan tol, ini diselesaikan dulu kan ini belum selesai," tegas dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement