Kamis 15 Sep 2022 16:34 WIB

Alokasi BBM Nelayan Kendal Kurang, Gubernur Minta Pertamina Tambah Kuota

Alokasi BBM subsidi untuk nelayan masih mengalami kekurangan 6,000 kilo liter.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat berkunjung ke kampung nelayan Bandengan, Kelurahan Bandengan, Kecamatan/ Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis  (15/9).
Foto: dok. istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat berkunjung ke kampung nelayan Bandengan, Kelurahan Bandengan, Kecamatan/ Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL -- Warga di Kampung Nelayan Bandengan, Kelurahan Bandengan, Kecamatan/ Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mengeluhkan akses bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini tidak menentu. Atas hal itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, meminta Pertamina untuk menambah alokasi BBM untuk nelayan setempat.

Saat meninjau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Bandengan, gubernur banyak mendapatkan keluhan serta masukan dari nelayan setempat, yang mengaku masih kesulitan dalam mengakses BBM untuk kebutuhan melaut.

Pasalnya, pasokan BBM untuk nelayan di daerah itu sering tidak menentu dan bahkan jumlah pasokan BBM setiap pekan juga tidak menentu. Sehingga membuat nelayan kesulitan untuk pergi melaut.

"Karena pasokan BBM subsidi untuk nelayan di Kendal masih kurang, saya langsung komunikasi dengan Pertamina dan BPH Migas agar alokasi BBM, khususnya solar, bagi nelayan ditambah," katanya,  Kamis (15//2022).

Ganjar juga menyampaikan, pihaknya hendak bicara lagi dengan BPH Migas dan Pertamina agar alokasinya bisa ditambah. Karena para nelayan ini rakyat kecil yang memang butuh kemudahan untuk mengakses BBM bersubsidi.

Berdasarkan keterangan dari nelayan di Kampung Nelayan Bandengan, pasokan BBM di daerah itu sering tidak menentu. Bahkan jumlah pasokan tiap pekan tidak tetap hingga dampaknya membuat nelayan kesulitan untuk melaut.

"Ini persoalan yang dihadapi warga kampung nelayan Bandengan Kendal ini dan harus diselesaikan agar para nelayan bisa mengaksea BBM kapal untuk kebutuhan mereka melaut," tegas gubernur.

Sementara itu, Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto mengungkapkan, alokasi BBM subsidi untuk nelayan di Kabupaten Kendal saat ini memang masih mengalami kekurangan hingga sekitar 6,000 kilo liter.

Terkait hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal akan terus menjaga agar di tengah situasi kenaikan harga BBM ini tetap bisa  memastikan para nelayan bisa melaut dan mengakses solar ini dengan mudah.

Menurut Dico, SPBN ternyata masih jalan, hanya saja sampai hari ini dari kuota yang diperlukan masih kurang. "Secara keseluruhan di Kabupaten Kendal masih masih kurang," jelas dia.

Sebelumnya, gubernur sengaja datang ke Kampung Bandengan, Kendal, adalah untuk mengecek langsung pasokan solar nelayan. Termasuk cara nelayan mendapatkan solar untuk melaut.

Sebab, sebelumnya nelayan setempat jamak mengeluhkan kesulitan mereka untuk menebus atau mendapatkan BBM bagi  kebutuhan melaut.

Dalam kesempatan ini, gubernur juga menyerahkan bantuan kepada 1.019 nelayan di Kendal yang memiliki Kartu Nelayan Jateng penerima BBM subsidi.

Khusus untuk Kampung Nelayan Bandengan mendapatkan kuota terbanyak dengan jumlah 413 nelayan. Bantuan itu diberikan sebagai insentif dampak kenaikan BBM dan pengendalian inflasi.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement