Pasar Ibu dan Anak, Ceruk Besar di Ruang Digital

Membangun bisnis di era digital, tak bisa dilepaskan dari kemampuan melihat ceruk pasar yang masih menjanjikan. Tentunya, ditambah dengan riset dan kejelian membaca peluang.
Data yang dimiliki Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan, setiap tahunnya, ada sebanyak 4,8 juta bayi yang lahir di Indonesia. Di sisi lain, laporan Bank Dunia pada 202O memperkirakan, akan ada sebanyak 115 juta kelompok ekonomi menengah baru di Indonesia.
Hal ini tentu membuka peluang besar bagi para pengusaha yang ingin berbisnis di Indonesia, Terutama, bisnis berbagai keperluan ibu dan bayi.
Founder sekaligus CEO Momaz, Atie Nirman, adalah salah satu pengusaha keperluan bayi yang sukses berkembang di ruang digital. Sejak awal membangun Momaz yang merupakan jenama untuk gendongan bayi, Atie telah fokus ke saluran digital untuk memasarkan produknya.
Menurutnya, salah satu strategi dan kunci keberhasilannya mengembangkan Momaz di dunia maya, adalah menawarkan produk yang memiliki pembeda, dari para kompetitor di pasar. “Momaz menawarkan layanan garansi seumur hidup perbaikan gendongan, bagi para customer. Selain itu, kami juga memanfaatkan ruang digital untuk mengedukasi para Ibu di Indonesia tentang cara menggendong bayi,” ujar Atie, di Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Menurutnya, dalam urusan menggendong bayi, ada banyak ilmu yang harus diperhatikan para orang tua. Salah satunya, adalah biasakan mengganti posisi menggendong setiap satu jam sekali. Tujuannya, agar distribusi berat bayi tidak hanya bertumpu di satu titik tubuh saja.
Tidak rajin mengganti posisi ketika menggendong, Atie melanjutkan, dapat berujung pada potensi cedera pada bahu. “Memanfaatkan media sosial untuk memperkuat brand awareness, saat ini sudah menjadi hal yang mutlak. Kami mengoptimalisasi medsos juga untuk membagikan tentang ternyata menggendong itu juga ada ilmunya,” katanya.

Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook