Kamis 10 Feb 2022 10:36 WIB

Ridwan Kamil Usul Konsep 3D Bangun Peradaban IKN

Pembangunan IKN bisa mengombinasikan urban desain khas Eropa dan budaya kita.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, momentum pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan menjadi bagian penting dari transformasi Indonesia menuju ekonomi hijau.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, momentum pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan menjadi bagian penting dari transformasi Indonesia menuju ekonomi hijau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, membangun sebuah kota baru harus memiliki identitas dan kearifan lokal. Konsep Desain-Density- Diversity (3D) juga harus menjadi rumus penting yang diterapkan demi membangun sebuah peradaban yang berkelanjutan. 

Momentum pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan menjadi bagian penting dari transformasi Indonesia menuju ekonomi hijau. Untuk itu, Kang Emil sapaan Ridwan Kamil meminta, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) segera ambil bagian dengan merespons melalui kajian keilmuan yang komprehensif. 

"Karena untuk membangun peradaban kota ada rumus desain, density dan diversity. Rumus 3D ini harus dijaga dalam pembangunan IKN demi melahirkan peradaban kehidupan yang sustainable, " kata dia saat menjadi narasumber secara virtual dalam acara Paradigma Kota dan Arsitektur di Masa Depan, Arsitektur sebagai Artefak Peradaban dalam Perspektif Istana di Hotel Double Three, Jakarta, Rabu (9/2/2022) malam. 

Kang Emil berpandangan, pelibatan dalam pembangunan tata kota baru Asosiasi seperti halnya IAI sangat diperlukan. Nantinya, masukan-masukan dari segi keilmuan para arsitek se-Indonesia bisa menumbuhkan pembangunan kota dengan konsep ekonomi hijau. 

"Kalau saya boleh mengusulkan, harus ada pendamping (konsultan) dalam pembangunan IKN salah satunya asosiasi IAI ini, dalam menentukan sebuah proyek pembangunan di IKN ini," kata Kang Emil.  

Dengan melibatkan asosiasi IAI, Kang Emil menjamin proses pembangunan akan berjalan lancar. Para arsitek bertindak dan memberikan pendapatnya sesuai dengan keilmuan juga kebutuhan kota baru. 

"Jadi, saran saya itu, kesuksesan asosiasi menjadi penasihat dalam menentukan ya atau tidaknya dalam proyek IKN. Kalau hadir jadi konsultannya Presiden, terjamin lah pembangunannya," sebutnya. 

Di hadapan 500 arsitek yang mengikuti acara via daring, Kang Emil berharap, pembangunan IKN bisa mengombinasikan urban desain khas Eropa dan budaya kita. "IKN harus kombinasi urban desain khas Eropa. Selain itu ekspresi budaya negara kita juga harus dilibatkan yang penuh dengan keragaman budayanya dimulai dari etnis Jawa, Sunda, Papua, Ambon, Batak dan lain-lain," pungkas Kang Emil.

Seperti diketahui, rencana pembangunan IKN telah disahkan dalam bentuk undang–undang oleh Pemerintah dan DPR. IKN telah memiliki desain fisik khusus Istana Kepresidenan yang dirancang seniman patung Nyoman Nuarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement