Selasa 01 Feb 2022 11:45 WIB

Ridwan Kamil Turun Lagi ke Lapangan Pastikan Kesiapan Daerah

Di Jabar, kenaikan omicron terjadi di tengah kondisi Covid-19 yang terbilang landai.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menyampaikan, pihaknya terus memantau perkembangan kasus Covid 19 dan kesiapan daerah untuk menanganinya.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menyampaikan, pihaknya terus memantau perkembangan kasus Covid 19 dan kesiapan daerah untuk menanganinya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan, sudah melakukan langkah taktis untuk mencegah kasus omicron yang diprediksi akan mengalami kenaikan. Pemprov Jabar, pekan ini, sudah mencatat 492 kasus positif Covid-19 probable varian omicron berdasarkan data yang berhasil dihimpun dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (31/1/2022).

Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya melakukan tiga penguatan agar kenaikan bisa diantisipasi oleh Jawa Barat. Hal itu pun dibarengi aksi turun langsung pihaknya ke lapangan meninjau kesiapan di daerah.

Pertama menguatkan kembali komunikasi antara satgas Covid-19 provinsi dengan 27 kabupaten/kota. Juga satgas antar kabupaten untuk menghasilkan keputusan yang tepat seperti penghentian sementara PTM di Kota Bogor. 

"Pak Bima Arya Wali Kota Bogor menyampaikan sebuah fenomena, sehingga kami izinkan. Kami terus memantau persiapan di daerah dengan intens,” katanya, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (1/2/2022).

Pihaknya juga meminta, seluruh kepala daerah di Jabar turut serta memantau pergerakan kasus di wilayahnya terutama di lingkungan sekolah. Lebih khusus lagi, kata dia, kepala daerah di wilayah Jabodetabek untuk memantau pergerakan. 

"Kami minta semua kepala daerah memonitor, tapi per hari ini, karena memang episentrumnya ada di Bogor, Depok, dan Bekasi memang rata-rata kemungkinan ada perubahan-perubahan kebijakan mayoritas di wilayah itu," katanya. 

Tak sekedar mendengar dan membaca laporan dari daerah, pihaknya juga melakukan pemeriksaan dan peninjauan langsung terkait kesiapan di sejumlah rumah sakit umum daerah (RSUD) seperti di Bekasi dan Kuningan. 

“Kunjungan langsung ke fasilitas layanan kesehatan seperti RSUD penting untuk melihat kesiapan tenaga kesehatan, cadangan oksigen dan obat-obatan. Sejauh ini RSUD sudah siap karena belajar dari kenaikan kasus varian Delta pada 2021 lalu,” tuturnya.

Di level provinsi, pihaknya memastikan kesiapan oksigen yang cukup di Posko Oksigen. Warga pun masih terus bisa memanfaatkan layanan yang ada di Pikobar.

Penguatan ketiga adalah mempercepat cakupan vaksinasi booster yang dinilai cukup efektif untuk menghadapi varian omicron. Menurutnya, jangkauan dan pelaksanaan vaksinasi booster seiring dengan terus disisirnya warga Jawa Barat yang belum melakukan vaksinasi pertama dan kedua. 

“Cakupan vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat paling tinggi di Indonesia, dengan warga mendapatkan vaksin booster, maka kita mengurangi resiko fatal terpapar omicron,” katanya.

Menurutnya, prediksi kenaikan omicron terjadi di tengah kondisi Covid-19 yang terbilang landai di Jawa Barat, namun meski begitu pihaknya meminta agar pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah dibarengi dengan kesadaran warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Saya yakin warga juga sudah pandai melihat dan bisa memilah agar tetap melakukan prokes, kasus lagi naik intinya begitu, mohon kewaspadaan jangan menyepelekan, biasanya di dalam kebosanan ada kelengahan, di dalam kelengahan ada potensi kita mendapat banyak masalah di pengendalian Covid," tuturnya.

"Ekonomi semua lagi bagus ya jadi jangan sampai ekonomi bagus ini terkendala lagi oleh situasi kita yang tidak disiplin," pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement