Jumat 06 Aug 2021 18:08 WIB

BPS: Masih Ada Warga Jateng Ragukan Vaksin

Warga Jawa Tengah juga masih khawatir dengan efek samping setelah vaksinasi.

Petugas medis dari TNI menyuntikan vaksin kepada pelajar saat Vaksinasi COVID-19 di SMA Negeri 1 Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/8/2021). Pemkot Solo menargetkan 70 ribu pelajar SMP hingga SMA usia 12-17 tahun menjadi sasaran program vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan kesiapan menghadapi pembelajaran tatap muka saat sekolah sudah kembali dibuka.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Petugas medis dari TNI menyuntikan vaksin kepada pelajar saat Vaksinasi COVID-19 di SMA Negeri 1 Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/8/2021). Pemkot Solo menargetkan 70 ribu pelajar SMP hingga SMA usia 12-17 tahun menjadi sasaran program vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan kesiapan menghadapi pembelajaran tatap muka saat sekolah sudah kembali dibuka.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat masih ada warga di provinsi ini yang belum divaksin karena ragu dengan efektivitas vaksin Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono berdasarkan atas hasil survei perilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 di masa PPKM.

Ia menjelaskan survei yang dilaksanakan pada 13-20 Juli 2021 tersebut telah meminta pendapat dari 42.303 warga Jawa Tengah sebagai responden. Dari jumlah tersebut, kata dia, 12.944 responden menyatakan belum menjalani vaksinasi.

"Ada berbagai alasan belum menjalani vaksinasi, 4,2 persen responden menyatakan ragu terhadap efektivitas vaksinasi," katanya.

Alasan lainnya, terdapat responden yang khawatir dengan efek samping vaksinasi, faktor kesehatan, serta faktor lain seperti belum juga mendapat jadwal pelaksanaan atau lokasi vaksinasi.

Dalam survei tersebut juga diketahui bahwa masyarakat sudah jenuh dan sangat jenuh dengan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat yang memaksanya harus tinggal di rumah.

"Ada 60 persen lebih responden yang menyatakan jenuh dan sangat jenuh dengan pembatasan kegiatan tersebut," katanya.

Untuk pelaksanaan protokol kesehatan, kata dia, tingkat kepatuhan warga Jawa Tengah lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat nasional. Sebanyak lima indikator kepatuhan dalam melaksanakan protokol kesehatan, antara lain memakai masker tunggal, memakai masker ganda, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement