Selasa 09 Dec 2025 16:34 WIB

Alasan PLN Minta Maaf Sedalam-dalamnya kepada Masyarakat Aceh

"Kami memberikan informasi yang tidak akurat kepada Bapak Menteri ESDM."

Rep: Frederikus Dominggus Bata,Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang.
Foto: ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama (Dirut) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh, sebab jaringan kelistrikan belum pulih pascabanjir bandang dan tanah longsor yang melanda provinsi itu. Padahal sebelumnya dilaporkan, PLN telah berhasil memulihkan kelistrikan di Aceh hingga 93 persen.

“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat Aceh,” ujar Darmawan secara daring dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Selasa (9/12/2025).

Baca Juga

Darmawan memaparkan, PLN sudah berupaya mengalirkan listrik dari Arun sampai ke Banda Aceh, namun masih gagal. Kegagalan tersebut disebabkan sambungan transmisi masih mengalami kendala secara sistem, meskipun secara fisik sambungan transmisi kelistrikan sudah pulih.

Oleh karena itu, Darmawan juga memohon maaf karena menyampaikan informasi yang tidak benar ihwal pemulihan listrik yang mencapai 93 persen. Ia bermaksud memberikan informasi tersebut ketika pemulihan saluran listrik dari Arun ke Banda Aceh berhasil, namun informasi diberikan terlalu awal.

“Dalam proses ini, kami memberikan informasi yang tidak akurat kepada Bapak Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia). Ternyata, dalam proses pengaliran listrik dari Arun ke Banda Aceh, kami menghadapi tantangan hambatan teknis,” ujar dia lagi.

Kenyataannya, kata Darmawan melanjutkan, penyaluran listrik jauh lebih berat daripada perkiraan PLN. Ia pun berkomitmen untuk memulihkan jaringan-jaringan tegangan rendah PLN di daerah-daerah di Aceh yang masih terisolasi, meliputi Bener Meriah, Aceh Tamiang, Gayo Lues, dan Takengon.

“Saya memahami betul kekecewaan dan kesulitan masyarakat. Tidak ada alasan apa pun yang bisa menghapus ketidaknyamanan ini. Sekali lagi saya mohon maaf,” ujar Darmawan.

photo
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia (kedua dari kanan) bersama Gubernur Sumatra Utara, Bobby Nasution (kanan), Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu (kiri), dan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kedua dari kiri) berdiskusi terkait progres pemulihan kelistrikan pascabencana Sumatra Utara di Tapanuli Tengah pada (3/12). Bahlil menyampaikan, dirinya hadir di di lokasi bencana untuk memastikan percepatan pemulihan kelistrikan, ketersediaan material perbaikan, serta kelancaran distribusi logistik di wilayah terdampak dapat dijalankan secara optimal. - (PLN)

Pernyataan Darmawan meralat informasi soal pemulihan 93 persen sistem kelistrikan di Aceh. Imbasnya, Banda Aceh masih mengalami pemadaman bergilir, sebab kekurangan pasokan listrik sebesar 40 megawatt (MW).

“Kami terus berusaha menyambung ke daerah-daerah yang terisolasi, kami terus berkomitmen mengerahkan seluruh kekuatan kami agar sistem kelistrikan Aceh bisa pulih kembali,” kata dia pula.

Darmawan menerangkan, bencana banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan kerusakan yang sangat masif di sistem kelistrikan Aceh. Ia melanjutkan, beberapa tower roboh karena sungai mengalami pelebaran. Dari yang lebarnya 80 meter menjadi sekitar 300 sampai 400 meter. Tower-tower PLN terbawa banjir bandang dan kabelnya juga hilang.

Menurut Darmawan, perbaikan tower dilakukan dengan dukungan logistik udara karena banyak lokasi tidak dapat ditembus kendaraan. PLN mengangkut material perbaikan menggunakan helikopter di medan yang masih rawan longsor. Bahan logistik tambahan seperti kabel dan peralatan penarik kabel juga dikirim melalui Hercules menuju Banda Aceh, dilanjutkan dengan truk dan helikopter TNI sebelum diturunkan ke titik-titik perbaikan.

PLN melanjutkan restorasi jaringan di lintasan Bireuen–Takengon dan jalur menuju Bener Meriah yang turut mengalami ambruknya tower. Upaya pemulihan dilakukan bertahap agar pasokan dapat kembali stabil. Proses sinkronisasi sistem dilakukan hati-hati karena aliran dari Arun ke Banda Aceh sempat mengalami ketidakstabilan teknis saat pengujian.

Tantangan bertambah karena transmisi Langsa–Pangkalan Brandan juga terputus sehingga Aceh terisolasi dari backbone Sumatera. PLN mengupayakan jalur tersebut dapat dipulihkan hingga akhir pekan. Pemulihan empat kabupaten yang sebelumnya gelap gulita—Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues—telah memasuki tahap lanjutan, meski banyak daerah sekitar masih terisolasi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement